Mohon tunggu...
Ika Ayra
Ika Ayra Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen

Antologi cerpen: A Book with Hundred Colors of Story (jilid 1) dan Sewindu dalam Kota Cerita

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Melahirkan di Usia 14 Tahun, Pendidikan Seksual yang Gagal?

16 Desember 2021   21:13 Diperbarui: 16 Desember 2021   22:26 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi foto: crystalwhiteheadphotography.blog

Ada beberapa fakta di masyarakat yang tidak enak untuk didengar. Di antaranya adalah kerusakan moral generasi muda, yang bila ditelusuri akan bermuara pada tanggung jawab orang tua. Sayangnya, pendidikan seksual anak, termasuk hal yang paling urgen namun sering diabaikan.

Terbawa-bawa budaya tabu yang didapat secara turun-temurun, sebagian orang tua merasa enggan, canggung dan tidak nyaman untuk membahasnya kepada anak-anak mereka. Ini belum termasuk orang tua yang tidak memahami cara penyampaian yang terbaik.

Pendidikan seksual menurut tokoh pemikir Islam, Abdullah Nashih Ulwan A (dalam Madani Y91:2003) adalah upaya penyadaran, pengajaran dan penerangan terkait masalah-masalah seksual kepada anak, sejak ia mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan naluri, seks dan perkawinan.

Lebih jauh, disebutkan tujuan pendidikan seksual pada anak yaitu:

  1. Membantu anak memahami tentang masa puber dan kehamilan
  2. Membantu anak meredam rasa malu dan cemas setelah menjadi korban tindakan seksual
  3. Menjauhkan anak dari kekerasan seksual dan kehamilan di bawah umur
  4. Menciptakan hubungan baik antara orang tua dan anak
  5. Menekan kasus infeksi melalui organ seks
  6. Memberi edukasi pada remaja tentang peran laki-laki dan perempuan

Ilustrasi ibu berbincang tentang bahaya seks bebas kepada anak remaja| foto: halodoc.com
Ilustrasi ibu berbincang tentang bahaya seks bebas kepada anak remaja| foto: halodoc.com

Dengan kata lain fokus pendidikan seksual adalah perkembangan seksual, hubungan intim, kesehatan reproduksi serta peran gender.

Menurut Didik Hermawan (dalam Latief Awaludin, 2008:27) tujuan pendidikan seksual pada anak antara lain:

  • Anak memahami perubahan dirinya secara biologis, psikologis, dan psikoseksual
  • Anak memahami apa saja perilaku seksual yang menyimpang
  • Anak memahami fungsi organ dan berhati-hati dan merawatnya
  • Anak memahami akibat penyalahgunaan alat reproduksi akan membahayakan kesehatan Rujukan

Jadi jelas, para orang tua perlu merubah mindset bahwa pendidikan seksual pada anak, tabu untuk dibicarakan dalam keluarga.

Justru orang tua perlu mengambil peran untuk memberikan gambaran yang bisa dipahami sesuai perkembangan kejiwaan dan usia anak. 

Sederhananya, pendidikan seksual pada anak bermanfaat menanamkan pemahaman akan dirinya, dan bahaya yang bisa mengancam kehidupannya di masa depan.

Kisah anak yang melahirkan di usia 14 tahun

Ilustrasi foto: pa-bojonegoro.go.id
Ilustrasi foto: pa-bojonegoro.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun