Dear Bapak Mertua,
Semoga Bapak dan seluruh keluarga di kota Palu, sehat senantiasa.
Kami tak pulang, Pak. Rasanya ingin tersedu-sedu. Huhuu...
Tapi begini keadaan negara kita belakangan. Diuji dengan takdir Allah swt bernama pandemi.Â
Bahkan saat melihat berita di tv, orang-orang yang nekad mudik, ketahuan juga oleh petugas. Tak ada gunanya kan, dicoba?
Akhir tahun lalu, suami (anak Bapak) sudah berniat pulang di bulan Maret tahun ini. Nyatanya situasi tak mengizinkan.
Alhamdulillah rencana membangun kubur Mamak (ibu mertua), sudah diambil alih Bapak dan saudara-saudara. Karena inilah tujuan suami niat pulang kampung.
Pak, surat ini tidak dapat mengganti kehadiran kami sekeluarga di sana. Tapi saya bersyukur, beberapa hari yang lalu melakukan panggilan video pada Bapak.
Anak-anak bisa melihat Kakek dan Tantenya. Kebetulan suasana sedang berbuka puasa. Masih sambil memegang gelas berisi es cendol kesukaan anak-anak.
Saya sempat menanyakan, apakah Bapak juga berpuasa?