Mohon tunggu...
Ayom Budiprabowo
Ayom Budiprabowo Mohon Tunggu... Insinyur - Bersyukur dan berpikir positif

Alumni Undip, IKIP Bandung dan STIAMI. Pernah bekerja di SPP Negeri Ladong, Universitas Abulyatama Aceh dan Pemda Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Profil KUB Sidat Mandiri Konsisten Menjaga Kelestarian Sidat di Tengah Lesunya Permintaan

19 Juni 2021   16:06 Diperbarui: 19 Juni 2021   16:29 908
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar . 1) Papan nama KUB Sidat Mandiri 2) Penangkapan glass eel  dengan alat tangkap "sedok" di Muara Cimandiri 3) Budidaya sidat KUB Sidat Mandiri (berat 1 gram/ekor,  umur 52 hari) / dokpri

Sidat (Anguilla spp) atau "lubang" (nama daerah)  merupakan salah satu sumber daya ikan ekonomis tinggi yang banyak penggemarnya, terutama di negara Jepang, juga Korea Selatan, Tiongkok  dan Taiwan.  

Contohnya produk olahan unagi kabayaki atau sidat panggang yang menjadi makanan favorit Jepang karena rasanya lezat, tekstur dagingnya lembut,  mudah dikunyah dan gizinya luar biasa tinggi. Juga mengandung omega 3 dan berbagai asam lemak tak jenuh yang tidak ditemui pada hewan lain. Ikan sidat dapat mengenyangkan tapi tidak membuat gemuk (Tempo.co,7/3/2021).

Permintaan olahan sidat terus meningkat  sehingga upaya penangkapan ikan tersebut di alam terus berlanjut. Sementara itu belum ada hatchery atau panti pembenihan ikan sidat untuk menyuplai budidaya pembesaran . Padahal ikan sidat ukuran konsumsi hasil budidaya  sangat diperlukan untuk bahan baku pengolahan.

Akibat eksploitasi yang berlebihan, maka populasi ikan sidat dibeberapa perairan dunia mengalami penurunan dan saat ini berada di ambang kepunahan, seperti Anguilla japonica (sidat Jepang), A. rostrata (sidat Amerika) dan A. Anguilla (sidat Eropa).

Walaupun demikian permintaan konsumen tetap dipenuhi dengan adanya ikan sidat jenis A.bicolor bicolor yang cita rasanya mirip dengan A. japonica. Ikan sidat tersebut merupakan salah satu dari tujuh jenis sidat di Indonesia yang banyak ditemukan di pesisir selatan Pulau Jawa dan pesisir barat Pulau Sumatera.

Wilayah lain yang menjadi tempat penyebaran sidat Indonesia (A. marmorata, A. borneensis, A. celebesensis, A. interioris, A. bicolor bicolor, A. bicolor pacifica dan A. nebulosa nebulosa), yaitu pantai timur Pulau Kalimantan, pantai Pulau Sulawesi, Kepulauan Maluku, Bali, NTT, NTB sampai pantai utara Papua.

Muara Sungai Cimandiri Kabupaten Sukabumi Jawa Barat merupakan salah satu lokasi penangkapan benih glass eel  jenis A. bicolor bicolor (panjang 50-70 mm) dalam jumlah besar dan A. marmorata dalam jumlah lebih sedikit.

Benih glass eel hasil tangkapan nelayan perairan umum daratan (PUD) tersebut banyak dicari untuk diekspor dan dibudidayakan di negara tersebut.

Tingginya permintaan ekspor benih sidat dikhawatirkan mendorong penangkapan berlebihan sehingga perlu pengaturan agar sidat tetap lestari. Oleh karenanya pemerintah mengatur pemanfaatan ikan sidat secara bertanggung jawab dengan mementingkan prinsip kelestarian. Jangan sampai sidat Indonesia mengalami nasib yang sama seperti sidat lainnya di dunia.

Akhirnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuat regulasi pengelolaan berupa Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan (Permen KP) No. 19 Tahun 2012 tentang Larangan Pengeluaran Benih Sidat (Anguilla spp) dari Wilayah Negara Republik Indonesia ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia. Sekarang ikan sidat ukuran < atau =150 gram dilarangan diekspor.

Menyusul pelarangan ekspor glass eel tersebut, membuka peluang usaha perikanan sidat di Indonesia untuk tujuan ekspor maupun pasar dalam negeri, baik yang berasal dari modal asing maupun dalam negeri. Usaha ini tumbuh diberbagai daerah, seperti di Banyuwangi, Bogor, Palabuhanratu, Cilacap, Kebumen dan Cirebon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun