Pandemi covid-19 belum berakhir, bahkan cenderung mengalami peningkatan. Terhitung sejak kasus pertama dikonfirmasi pada tanggal 2 Maret 2020, kini kasus covid-19 di Indonesia  mencapai 236.519 orang. Sedangkan korban meninggal berjumlah 9.336 orang. Terjadi penambahan pasien positif covid-19 sebanyak 3.891 orang dalam 24 jam terakhir (18/9/2020).
Pandemi covid-19 berdampak pada berbagai aspek kehidupan, terutama sektor ekonomi, dimana pelaku usaha sulit menjalankan usahanya. Tidak sedikit yang mengalami kerugian, bahkan "gulung tikar" dan pemutusan hubungan kerja (PHK) karyawan. Akhirnya daya beli masyarakatpun menurun. Apabila sektor ekonomi tidak kunjung membaik, maka Indonesia akan mengalami resesi ekonomi. Â
 Walaupun demikian sektor pertanian dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) relatif mampu bertahan dan memperoleh laba di tengah pandemi covid-19  karena umumnya menghasilkan barang konsumsi dan jasa kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Demikian juga dengan P4S Liseli yang berlokasi di Desa Sudajaya Girang Kabupaten Sukabumi tetap eksis dan produktif walaupun dalam situasi perekonomi yang sulit imbas pandemi covid-19.
P4S Liseli adalah lembaga pelatihan pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki dan dikelola secara swadaya oleh pelaku usaha yang berhasil. Â Hal ini merupakan bentuk partisipasi aktif dari pelaku usaha tersebut dalam pengembangan SDM pertanian melalui pelatihan bagi petani dan masyarakat.
P4S Liseli berdiri tahun 2010 dengan katagori P4S kelas madya. Nama Liseli merupakan singkatan dari "lembaga ilmu selalu empati layanan inovatif".
Menurut Pak Koko Makbullah, S.Pt, M.Si, selaku kepala bidang produksi dan mutu pada P4S Liseli, bahwa memang kegiatan pelatihan tidak bisa dilaksanakan akibat pandemi covid-19  sehingga beberapa rencana pelatihan terpaksa ditunda atau dibatalkan. Namun kegiatan lain yang diselenggarakan pemerintah dapat diikuti secara virtual, dimana pengelola  P4S  Liseli berperan sebagai nara sumber atau peserta.
Sedangkan usaha produktif  P4S Liseli tetap berjalan, bahkan permintaannya meningkat, yaitu produk yoghurt dan kelinci hias.
Ternak kelinci hias sangat menjanjikan karena kelinci termasuk hewan yang mudah beradaptasi dan cepat berkembang biak. Permintaan maupun harga kelinci saat pandemi covid-19 mengalami kenaikan dibanding sebelum pandemi covid-19. Adapun kelinci hias yang terjual mencapai 150-200 ekor per bulan.
Demikian pula dengan usaha yoghurt, permintaannya meningkat. Yoghurt yang diproduksi P4S Liseli mencapai 80-100 liter per hari dengan jumlah pekerja delapan orang (dalam satu bulan 24 hari kerja). Â Omzet dari penjualan yoghurt dan kelinci hias mencapai 53 juta rupiah per bulan.
Yoghurt P4S Liseli digemari konsumen karena kualitas yoghurtnya lebih kental dan lebih harum. P4S Liseli memproduksi yoghurt dengan menggunakan starter kering yoghurt probiotik atau dikenal dengan starter "Bi-Proyo" yang terdiri dari 4 jenis bakteri (Streptococcus thermophillus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus casei dan Bifidobacterium longum). Â