Mohon tunggu...
Ayom Budiprabowo
Ayom Budiprabowo Mohon Tunggu... Insinyur - Bersyukur dan berpikir positif

Alumni Undip, IKIP Bandung dan STIAMI. Pernah bekerja di SPP Negeri Ladong, Universitas Abulyatama Aceh dan Pemda Kabupaten Sukabumi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mencegah Penularan Pandemi Covid-19 pada Nelayan

30 Maret 2020   07:24 Diperbarui: 30 Maret 2020   07:26 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Oleh : Ir. Ayom Budi Prabowo, M.Si *)

Hanya dalam waktu singkat sekitar 100 hari sejak munculnya coronavirus (covid-19) di Wuhan Tiongkok, kini covid-19 telah menyebar di 199 negara, mulai dari negara adidaya, negara maju hingga negara berkembang terinfeksi covid-19, termasuk Indonesia (update 28/3/20).

Badan kesehatan dunia (WHO) menetapkan covid-19 sebagai wabah global lintas benua karena covid-19 mudah menyebar ke belahan dunia manapun. WHO memperingatkan semua negara agar waspada terhadap pandemi covid-19.

Sedangkan negara yang nol kasus covid-19, berjumlah 16 negara dan telah melakukan "lockdown" (mengunci diri) agar terhindar dari wabah global tersebut (Kompas, 29/3/20).

Update terakhir, minggu (29/3/2020), juru bicara pemerintah untuk penanganan pandemi    covid-19, Achmad Yurianto mengatakan,  bahwa jumlah pasien yang terdeteksi positif covid-19  kembali bertambah sebanyak 130 kasus. Jadi  total ada 1.285 kasus covid-19, dengan rincian dirawat 1.107 pasien, 64 pasien sembuh dan 114 pasien meninggal dunia. Pemerintah prihatin karena penularan covid-19 masih masif terjadi ditengah masyarakat.

Pemerintah terus menghimbau masyarakat untuk melakukan upaya pencegahan dengan cara menghindari penularan covid-19, diantaranya tidak meninggalkan rumah jika tak ada keperluan mendesak. Tetap di rumah, belajar di rumah, beribadah di rumah dan bekerja dari rumah. Jaga jarak sekitar satu sampai satu setengah meter dengan orang lain.

Jaga kesehatan dan kebersihan. Lakukan cuci tangan dengan sabun karena penularan banyak terjadi melalui perantara tangan. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan bergizi kaya vitamin dan cukup istirahat. Tidak panik dan tetap tenang dalam merespon keadaan.

Menyikapi perkembangan pandemi covid-19 yang berimbas ke sektor kelautan dan perikanan, khususnya terhadap nelayan, Ditjen Perikanan Tangkap KKP telah menyiapkan program "Siaga Nelayan", berupa bakti sosial, bakti usaha, dan bakti sehat perikanan untuk nelayan. Program ini menyasar di 31 pelabuhan pusat dan perintis, UPT Daerah, 1.000 kapal nelayan, 100 unit pengelolaan ikan dan 100 tempat pelelangan ikan (TPI) di 34 provinsi. Pelaksanaan "Siaga Nelayan" disesuaikan dengan protokol  pandemi covid-19 dan prinsip kerja kolaborasi kemitraan dengan melibatkan relawan.

Menurut Dirjen Perikanan Tangkap, kegiatan bakti sehat antara lain berupa penyediaan desinfektan disetiap pelabuhan perikanan pusat dan pemeriksaan kesehatan terhadap 50.000 nelayan di pelabuhan terkait. Selanjutnya kegiatan bakti sosial, berisi pembuatan fasilitas cuci tangan sederhana untuk nelayan atau anak buah kapal di pelabuhan.  Kegiatan bakti usaha salah satunya berupa akselerasi dan fasilitasi pelayanan kebutuhan  nelayan melaut, seperti perizinan dan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar.

Mengingat jumlah nelayan relatif banyak sekitar 1 juta yang tersebar di pelabuhan perikanan, pangkalan pendaratan ikan dan sentra nelayan, maka program KKP tersebut kiranya dapat dirujuk pemerintah daerah untuk mereplikasi kegiatan serupa sesuai kewenangan. Hal ini untuk memberi pelayanan semacam "Siaga Nelayan"di lokasi lain yang tidak masuk pada program KKP.

Selain itu mengingat nelayan tetap beraktivitas melaut ke daerah penangkapan ikan tertentu dimana ikan berada ("fishing ground"). Maka bisa saja nelayan berpindah domisili (sementara) karena daerah penangkapan ikannya pindah atau melakukan andon penangkapan ikan dengan menggunakan surat izin penangkapan ikan (SIPI) andon.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun