Mohon tunggu...
Wahyu Hidayati
Wahyu Hidayati Mohon Tunggu... w_ayu_hidayati

Dosen Fakultas Farmasi Dan Sains, Universitas Muhammadiyah Prof. DR. Hamka (UHAMKA). Alumni Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman (Sarjana) Dan alumni Program Magister Ilmu Biomedik, FKUI. Saat ini sedang menempuh studi Program Doktor Ilmu Biomedik, FKUI.

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Animasi Indonesia Tahun 2025

7 April 2025   23:59 Diperbarui: 8 April 2025   05:51 1684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

JUMBO

Akhirnya setelah sekian lama bioskop Indonesia dibanjiri oleh film-film horor, sejak akhir maret lalu ada 1 film animasi Indonesia mewarnai film bioskop Indonesia, yaitu JUMBO. 


Kali ini saya akan membuat ulasan animasi Indonesia yang lagi disetel di bioskop Indonesia khusus nya area JABODETABEK.


Film JUMBO diproduksi oleh VISINEMA ANIMATION. Ada beberapa tokoh yang sering muncul di film animasi ini yaitu Don (Jumbo), Nurman, Mae (Maemunah), Atta, Meri (Maria), Kak Acil, Oma, Kepala Desa, Ayah+bunda Don, dan satu lagi teman main kasti Don yang pake kacamata. Ada 2 tokoh lagi yang muncul, yaitu suruhan perusahaan yang mau beli tanah desa Don dan lelaki berambut panjang yang memperbaiki radio di bengkel Kak Acil.

Animasi ini keren banget dan ini sepertinya animasi 3D karya anak bangsa yang berhasil muncul di layar lebar.

Di tengah maraknya produksi film horor oleh sineas Indonesia dan maraknya penayangan film horor karya anak bangsa di bioskop Indonesia, VISINEMA ANIMATION berani menampilkan film dengan genre berbeda. T-O-P BGT dech, anti-mainstream.


Meski sebenarnya ga 100% anti-mainstream karena di dalamnya muncul sosok dimensi lain bernama Meri yang diakhir cerita ternyata bernama asli Maria dan kawan kecil dari Oma Don) yang telah wafat. Hanya saja cerita hantu ini dikemas sangat menarik dengan berbagai macam efek visual dan audio yang suangaaat jaauuh dari kata mencekam, malah hepi dan lucu.

Tim kreatornya kereeen abiis karena di saat sudah hadir suasana mencekam, bisa dibelokkan menjadi lucu, tegang, dan seru. Misal ketika kepala desa dan kak Acil ada di area pemakaman untuk membongkar makam Meri, geng Jumbo (Don, Mae, Nurman, Atta) datang menakut-nakuti Kepala Desa dengan berbagai trik yang telah mereka siapkan untuk menolong Meri yang terperangkap di dalam Radio milik Kepala Desa. Saya jadi teringat film Kisah Petualangan Sherina beberapa tahun silam yang juga berhasil menyulap ketegangan menjadi sesuatu yang lucu.


Meskipun menarik namun peran orang tua sangat diperlukan untuk memberikan arahan bagi anak anak setelah menontonnya. Film Jumbo tidak hanya memberikan pembelajaran positif melalui film animasi namun juga ada beberapa hal yang patut menjadi "rambu" bagi orang tua untuk memberikan penjelasan kepada anak anak.


Yang kita bahas pertama tentu saja adalah hal positif yang dapat diambil dari film ini:
*  pentingnya menghargai orang lain. Di film ini diperlihatkan dampak buruk dari mengucilkan orang lain yaitu sikap minder dan sedih dari korban. Jumbo adalah panggilan/sebutan yang dilabelkan ke Don oleh kawan-kawannya karena Don berbadan besar. Don merasa sedih dengan perlakuan kawan kawannya.
* berteman tanpa melihat perbedaan status sosial. Di film ini diperlihatkan Don berkawan akrab dengan Nurman yang kemungkinan berasal dari keluarga kurang mampu. Selain itu Don juga bermain dengan Atta yang berasal dari keluarga tidak mampu yang terlihat dari ekspresi Atta ketika ia masuk ke kamar Don dan melihat semua barang-barang bagus yang dimiliki oleh Don.
* menghargai makam. Dalam Islam, ada hal-hal yang harus diperhatikan ketika berkunjung ke pemakaman seperti mengucapkan salam dan tidak menginjak makam orang lain. Di film ini diperlihatkan keinginan Kepala Desa untuk menghancurkan makam Meri yang masih menjadi satu-satunya makam yang tersisa di area pemakaman tersebut.
* menepati janji. Di film ini diperlihatkan perasaan Meri yang sangat kecewa atas sikap Don yang tidak menepati janjinya untuk membantu Meri menemukan kedua  orang tuanya. Film ini mengajarkan agar penonton agar dapat menepati janji yang telah mereka buat karena akan ada pihak yang rugi/tersakiti jika janji tersebut tidak ditepati.
* Mau mendengarkan orang lain. Di film ini secara gamblang disampaikan jika mendengarkan orang lain berbicara adalah hal yang sangat penting. Oma Don menyampaikan jika cerita tidak akan ada jika tidak ada yang mendengarkan.
* menolong orang lain. Di film ini diperlihatkan sisi baik kepala desa yang mau membantu Kak Acil yang mengalami sakit kaki dengan memberikan bantuan tongkat. Sudah menjadi rahasia umum jika kepala desa adalah tokoh masyarakat dengan kondisi finansial yang berkecukupan. Sementara di sisi lain, Kak Acil dan Atta merupakan kakak beradik dengan kondisi ekonomi kurang mampu. Film ini menyadarkan perlunya orang ekonomi mampu menolong orang dengan ekonomi kurang mampu.
* harus berusaha untuk menggapai hasil yang baik. Don dan kawan-kawan berlatih bersama dan menyediakan kebutuhan untuk pementasan pada Festival Kampung Seruni. Proses latihan dan persiapan yang dilakukan mampu mengantarkan Don menjadi pemenang pada Festival tersebut.
* Menjaga barang milik orang lain. Di film ini berkali kali disampaikan mengenai buku cerita kesayangan Don yang harus dijaga baik oleh Don maupun kawan-kawannya. Hal ini mengajarkan bahwa menjaga barang milik orang lain sangatlah penting.
* Berani mengakui kehebatan orang lain. Film Jumbo ini menampilkan sikap Kak Acil (kakak Atta) yang menyampaikan kemampuan Atta membuat kotak musik kepada salah seorang pelanggan bengkelnya. Selain itu, film ini juga menampilkan pengakuan kehebatan penampilan Don oleh seluruh warga desa, termasuk kawan-kawan Don yang mengucilkan Don. Dari kedua hal ini, maka dapat disimpulkan jika kita harus mampu menekan ego kita sehingga kita dapat mengakui adanya kelebihan dan kehebatan orang lain meskipun orang tersebut lebih muda ataupun memiliki kekurangan.

Beberapa hal yang menjadi "rambu" bagi orang tua di film ini adalah :
* sosok arwah. Di film ini ada Meri yang merupakan sosok arwah anak perempuan yang sedang mencari pertolongan untuk mencari dan menyelamatkan arwah kedua orangtuanya. Dalam Islam diajarkan jika semua orang yang meninggal akan berada di alam penantian (barzah) yang mana arwah orang yang sudah meninggal tidak dapat berinteraksi dengan orang yang masih hidup. Orang tua, bagi yang beragam islam, perlu menyampaikan kepada anak anak mereka yang menonton film ini tentang keberadaan arwah orang-orang yang telah meninggal.
* perundungan (bullying). Jumbo adalah nama panggilan Don oleh kawan-kawannya. Don dipanggil Jumbo karena badannya besar dibandingkan badan kawan-kawan sepantarannya. Pemberian panggilan ini adalah suatu bentuk perundungan yang dapat menyebabkan orang lain menjadi sedih atau minder. Selain itu, Don juga sering diejek sebagai anak yang tidak mampu melakukan apa pun. Hal ini terlihat dari banyaknya cemoohan yang diucapkan oleh Atta dan kawan main Don ketika Don menjadi pemain cadangan pada bola kasti dan ketika Don menyampaikan ia akan tampil di Festival Kampung Seruni. Orang tua perlu menyampaikan kepada anak agar tidak memberikan label buruk pada anak lain.
* perusakan makam. Pak kepala desa ingin menghancurkan makam Meri. Orang tua perlu menyampaikan agar mereka tidak merusak makam.
* sihir. Di film ini dimunculkan beberapa keajaiban berupa sihir yang dilakukan oleh Meri. Sihir yang dilakukan Meri memberikan banyak keuntungan bagi Don dan kawan-kawan. Orang tua perlu menyampaikan jika ingin sukses perlu suatu usaha bukanlah suatu keajaiban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun