Mohon tunggu...
ayi rusmadi
ayi rusmadi Mohon Tunggu... Human Resources - Educational Leader

jika ingin memperbaiki generasi perbaiki kualitas pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ibumu, Ibumu, Ibumu...

22 Desember 2019   18:09 Diperbarui: 22 Desember 2019   19:53 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi ini kami bahagia, Ibuku dan adik ayahku serta ibu dari anak-anaku hadir untuk sekedar kuucapkan Selamat Hari Ibu.

Terlepas dari perbedaan pendapat soal pengucapan selamat hari Ibu yang tujuannya mengingatkan tentang cinta kasih seorang Ibu apakah harus di peringati suatu hari khusus atau tidak, saya rasa pada hari ini, Ibu diseluruh dunia harus memahami pentingnya menjadi seorang Ibu.

Ibu adalah sekolah tempat mendidik putra-putrinya. Al ummi madrosatun. Ibu mengandung, melahirkan, menyusui, mendidik, dan membesarkan anak-anaknya.

Ibu melindungi, mencontohkan, memberi kehangatan dan kasih sayang yang akan terus diingat dan menginspirasi pertamakali semua anak manusia. 

Rosulullah Muhammad saw menyebut Ibumu, Ibumu, Ibumu lalu Bapakmu dalam hal penekanan tentang ketaatan seorang anak kepada orang tuanya.

Tanpa kodrat Ibu dalam keluarga  maka masyarakat kita akan hancur. Karena fittohnya manusia lahir dari rahim ibunya. Untuk mengetahui garis keturunannya. Sebagai cirikhas makhluk Allah yang paling sempurna.


Dibandingkan makhluk lain ciptaanNya maka fitrah manusia yang dilahirkan atas hubungan dua insan laki- laki dan perempuan,kemudian dikandung selama 9 bulan dalam rahim sang Ibu, disusui selama dua tahun oleh Ibunya dan dididik dalam lingkungan keluarganya. Adalah peradaban makhluk tertinggi yang menggambarkan kodrat Ibu sebagai manusia yang paling dicintai dan hormati. Baik dalam literatur agama ataupun perkembangan sejarah masyarakat manusia di seluruh dunia.

Saat ini ditengah masyarakat yang sakit. Peran dan kodrat Ibu mulai ingin digeser. Ketika lembaga pernikahan mulai diabaikan, perempuan calon Ibu mulai disingkirkan atas nama HAM oleh kaum LGBT, bahkan ada kasus dimana institusi keluarga tidak perlu lagi seorang perempuan karena sesama lelaki dapat mewujudkannya hingga mengandung anak mereka dengan cara apapun.

Untuk itu memperingati hari Ibu saat ini bukan hanya soal mengucapkannya. Bertemu langsung, mendoakannya atau menuliskan doa kita lewat media sosial.

Tapi Ia juga perlu diperingati sebagai pengingat bagi masyarakat akan pentingnya menjalani peran Ibu sebagai kodrat perempuan di tengah tengah masyarakat yang sakit 

Pentingnya lembaga pernikahan yang melindungi kodrat perempuan sebagai calon Ibu. Yang menggenapkan setengah Diennya karena perannya melahirkan anak anak dari suaminya dan mendidiknya hingga menjadi warga masyarakat yang berguna. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun