Rie, kuliah di mana lo? Di UK.
Oooo di mana? Birmingham? New castle? Atau London?
Exeter
Ooo di mana tuh? Ada klub bolanya gak? Dan lain sebagainya.
Itulah dilema kuliah di sebuah kampus yang namanya kurang familiar bagi kuping orang Indonesia. Bahkan tidak jarang yang mengaitkan nama-nama kota di UK dengan klub sepak bolanya. Tapi, lagi-lagi. Masyarakat kita juga tahunya cuma klub sepak bola yang berpartisipasi di BPL. Jadi kalau bukan BPL mereka pasti gak tahu. Apalagi perbendaharaan nama kampus di UK yang di kenal di Indonesia juga gak banyak, jadi semakin gak tahulah di mana Exeter itu.
Universitas Exeter mengambil namanya dari kota Exeter itu sendiri. Letak kotanya juga lumayan jauh dari London, kira-kira 4-5 jam lah dari London by bus dan itu highway loh jadi gak pake macet. Kota Exeter sendiri sebenernya bukan kota yang kecil-kecil amat. Exeter (gambar besar) adalah ibukota provinsi (county) Devon (gambar kecil).
Kalau di lihat dari sudut geografisnya, provinsi Devon ini di apit oleh 2 lautan sehingga wajar saja, kalau cuaca di Devon itu lebih sering berawan, angin, hujan dan terkadang cerah. Ya, lebih banyak hujan dan anginnya daripada cerahnya. Jadi kalau mau kemana-mana ya sedia jas hujan paling utama dan payung lipat karena cuaca cerah di pagi hari bisa berubah jadi hujan di siang hari dan kadang weather forecast juga unreliable, kalau forecast bilang partly sunny itu artinya sedia payung dan jas hujan karena partly sisanya ya rainy.
Kembali ke Exeter. Kota ini pertama kali didirikan oleh bangsa Romawi dengan nama Isca Dumnoniorum (diambil dari kata dalam bahasa lokal yang di latinkan oleh bangsa Romawi yang berarti “air yang mengalir” karena memang ada sungai di sini), jadi kota Exeter ini sebenarnya merupakan kota penting di wilayah perbatasan karena ada garnisun Romawi dan tembok kota buatan bangsa Romawi juga masih berdiri kokoh di beberapa tempat terutama di pusat kota. Exeter mengalami penurunan baik dari segi jumlah penduduk maupun aktifitas perekonomian setelah ditinggal oleh bangsa Romawi di abad ke 4 Masehi. Akan tetapi, kota ini pun kembali terkenal sebagai pusat perdagangan di abad pertengahan mengingat letaknya yang cukup strategis di tambah dengan adanya sungai Exe sebagai urat nadi perekonomian Exeter. Begitupun di era Renaissance sampai awal era kolonialisme, di mana kota ini menjadi kota yang sangat makmur perekonomiannya sebagai pusat perdagangan, karena memang lokasinya sangat strategis yang menghadap ke Samudra Atlantic.[caption caption="Sumber: Dokumen pribadi"][/caption]
Kota ini juga terlibat dalam berbagai event penting dalam sejarah Inggris seperti pemberontakan melawan Raja Wiliam “sang penakluk” (William Duke of Normandy “the conquer”) di abad 11 yang berakhir dengan negosiasi damai dimana Sang Raja berjanji untuk tidak akan menghancurkan kota Exeter apabila kota tersebut bersedia tunduk terhadap kekuasaan Sang Raja, menahan penyerbuan Spanyol ke Inggris di abad ke 16, serta menjadi benteng terakhir bagi pendukung monarki absolut ketika terjadi perang saudara di Inggris antara pendukung parlemen melawan pendukung monarki absolut pada abad 17. Terakhir, dalam perang dunia ke 2, Jerman menganggap Exeter sebagai target strategis yang perlu di bom dan memang kota ini juga menjadi salah satu sasaran bom jerman di PD II.
Nah berarti kita sudah tahu kan bahwa Exeter itu sebenernya kota yang penting dan memiliki sejarah yang panjang di UK. Tapi ya memang Exeter FC hanya menghuni liga divisi 2 yang gak pernah tayang di TV lokal kita. Tapi jangan salah, liga boleh divisi 2 tapi kalo Exeter FC main suara suporternya bisa kedengaran sampe 2 blok, memang gak salah kalau football is religion buat British people.
Selain sejarah kotanya sendiri, Universitas Exeter juga ikut membuat Kota Exeter ini terkenal. Kampus ini memiliki sejarah yang cukup panjang bahkan jauh sebelum Universitas Exeter terbentuk tahun 1955. Karena terinspirasi dari kesuksesan sebuah event yang disebut Great Exhibitions tahun 1851 serta untuk menghormati pencapaian Pangeran Albert, yang merupakan suami dari Ratu Victoria, di bidang sains dan pendidikan, Dibangunlah Exeter School of Art tahun 1855 disusul oleh Exeter School of Science tahun 1863 di Exeter. Tahun 1893, dengan bantuan dari Universitas Cambridge (kalau kampus ini pasti semua orang tahu) maka kedua sekolah tadi merger dan menjadi Exeter Technical and University Extension College. Kemudian pada tahun 1900 nama kampus berubah lagi menjadi Royal Albert Memorial College dan berganti nama lagi menjadi University College of the South West of England 22 tahun kemudian di mana nama ini bertahan sampai tahun 1955 dan berganti menjadi University of Exeter.
Kampus ini memiliki berbagai macam jurusan dari mulai sains (physical dan social), ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan lain-lain (pokoe uakeh tenan jurusannya). Mahasiswanya juga banyak banged ada lebih dari 5000 orang (sekali nerima) total sekitar 20.555 mahasiswa dari jenjang S1 s.d S3 (TA 2014/2015). Penduduk Exeter saja berjumlah 124.368 orang (per 2014) jadi dapat dikatakan bahwa 16,5 persen penduduk Exeter adalah mahasiswa Universitas Exeter. Dan berkat adanya sumbangan dari Timur Tengah maka dibentuklah Institute of Arab and Islamic Studies, makanya komunitas muslim di Exeter lumayan besar bahkan terbesar di South West Area (Cornwall, Devon, Somerset dan Dorset), makanya di kota ini juga ada masjidnya sekaligus Exeter Islamic and Culture Centre.