Habis tarawih agar anak-anak di daerah perumahan saya tidak terlalu dominan alias ketergantungan main gadget, maka secara inisiatif saya ajak dan kumpulkan untuk dolanan mbolang. Misalnya saja saya ajak main petasan dan ketika sudah habis petasannya mereka akan bingung harus main apa selanjutnya. Maka saya ajak bikin api unggun acaranya kumpul-kumpul cangkruk.
Mereka saya bagi job desnya ada yang cari kayu bakarnya bahkan sampah - sampah diperumahan yang bisa dibersihkan dan dibakar, ada yang cari bambu untuk sunduknya (tusuk) jagung bakar dan buat obor-oboran (penerangan), ada pula yang disuruh pulang kerumah minta bumbu-bumbu dapur ke emaknya, ada yang saya suruh bawakan kopi gula dari rumahnya dan dikumpulkan jadi satu entah dia minta secara langsung atau diam-diam ngambil dari dapur rumahnya heheheh. Apalagi pada saat malam ganjil mereka pulang dari tarawih bawa berkat saya kumpulkan lesehan dan dimakan bareng-bareng. Rasa senang dan kebersamaannya muncul.
Walaupun mereka harus menerima resiko pulang malam-malam alam sampe dijemput bapak emaknya dengan baju kotornya bau sangit (asap) pasti dah dimarahi bapak ibunya. Tapi Setidaknya mereka secara tidak langsung mendapatkan edukasi akan sebuah nilai-nilai sosial yang kini mulai luntur karena adanya gadget. Dan mereka merasa ketagihan untuk ngumpul-ngumpul lagi besoknya sekedar sorenya main layangan atau sepeda.
Mahameru Azwar Rasyid