Mohon tunggu...
Edy Purwanto Achmad
Edy Purwanto Achmad Mohon Tunggu... Auditor - -

-

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Tidak Picik, Tidak Picek, Jadilah Manusia Pacak dan Pacuk

20 Mei 2019   09:00 Diperbarui: 20 Mei 2019   09:14 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah Untuk Ramadan. Sumber ilustrasi: PAXELS


 Selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat Islam yang menjalankannya, mudah-mudahan puasa kita mampu menjadi benteng diri dari pusaran hawa nafsu dan egoisme diri serta mencapai tujuan akhir menjadi insan yang bertaqwa.


Puasa merupakan salah satu media dan sekaligus Lelaku untuk melatih manusia dalam mengendalikan egoisme dan nafsu yang ada dalam dirinya. Makanya para Sahabat Rasulullah heran ketika telah selesai peperangan yang besar lalu Rasulullah mengatakan bahwa "kita baru saja kembali dari peperangan kecil, dan akan menuju ke peperangan yang lebih besar" lalu para sahabatpun bertanya apakah ada peperangan yang lebih besar dari perang yang barusan kita lalui ya Rasul??. Maka Rasulullah menjawab bahwa perang besar yang akan kita hadapi adalah "perang melawan hawa nafsu".  
Sungguh diperlukan energi yang luar biasa untuk bisa mengalahkan egoisme dan nafsu dalam diri. Kenapa perlu perjuangan??karena egoisme nafsu diri itu punya kecenderungan memberontak dan melawan pemiliknya bahkan bisa2 manusia diperbudak dan diperintah oleh nafsu. Sebagaimana yg difirmankan oleh Dzat Yang Maha Mengkreasikan manusia _innan nafsa la ammaarotun bis suu'i illaa maa rohima robbii_. (Sesungguhnya nafsu itu selalu mengajak kepada keburukan, kecuali yang mendapatkan rahmat dari Tuhan). Manusia yang buta hati dan fikiran (picik) dan buta mata (picek) tidak mampu menguasai nafsu egoisme dirinya. Bahkan selalu memanjakan dirinya. Membenarkan setiap prilakunya dan mencari seribu satu alasan sebagai pembenar atas pola pikir dan pola lelaku yang dijalankannya.
Dalam tahapan ketidak sadaran diri akan keberadaannya sebagai mahluq ciptaan Tuhan.. bahkan sampai berani mengatasnamakan Tuhan, mengancam Tuhan, seakan-akan jika keinginannya tidak terkabulkan maka Tuhan akan merugi dan akan ditinggalkan para penyembahnya?? Sesungguhnya Tuhan itu tidak butuh kepada manusia. Perhatikan firman Allah swt dalam surah Ibrahim ayat 8: "in takfuruu antum wa man fil ardhi jamii'an, fainnallaha laghoniyyun hamiid" (andaikan jika kalian semua dan seluruh manusia di bumi kafir / ingkar, tidak menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah maha kaya, tidak butuh persembahan kalian, dan Allah maha terpuji). Dalam bahasa anak-anak zaman now "tak ngefek, apakah elo nyembah Allah atau elo ingkar"..  
Yang lebih berbahaya lagi adalah apabila egoisme dan nafsu angkara yang manja tersebut kemudian digerakkan secara massif dan terstruktur sehingga melembaga dan mengkristal kemudian bergerak liar dengan mempengaruhi dan mengajak publik untuk bersama-sama dalam memanjakan nalar picik dan picek tadi. Dengan balutan dalil dan logika yang indah maka akan banyak para follower yang tak menggunakan akal fikiran cerdas berbondong-bondong menjadi pengikut setia. Ini namanya sudah _dholla wa adholla_ (sesat dan menyesatkan). Padahal Allah sudah mengingatkan _innas sam'a wal bashoro wal fu'aada kullu ulaa'ika kaana 'anhu mas'uulan_ (sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah swt). Banyak yang tidak sadar menjadi follower manusia yang memanjakan nafsu dan egoisme ini. Malah seakan-akan mereka punya keyakinan bahwa gerakan ini justru yang benar menurut agama yang dianutnya. Banyak yang lupa bahwa segala perbuatannya itu akan dimintai tanggung jawab oleh Allah di akhirat nanti.


Memang susah jika kita ingin menasehati saudara yang sudah mabok kepayang dan diamuk keyakinan yang salah. Kita hanya dapat menghibur diri kita bahwa kewajiban kita hanya memberi tahu mana yang baik dan mana yang tidak baik. Selebihnya adalah urusan Allah untuk memberikan petunjuk atau hidayah. Sebagaimana firman Allah swt "innaka lan tahdi man ahbabta walaakinnallaha yahdii man yasyaa'" (sesungguhnya engkau tidak akan bisa memberi hidayah kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah akan memberi petunjuk/hidayah kepada orang yang dikehendaki-Nya).
 Semoga kita menjadi termasuk orang yang mendapatkan hidayah dari Allah swt dan termasuk bagian sedikit manusia yang bisa membebaskan diri dari kepicikan dan kepicekan, maka kita akan menjadi manusia yang bagus dan menawan (pacak) dan kemudian pantas bergandengan tangan secara harmonis dalam kehidupan sosial yang kompleks (pacuk).
Bagi pribadi-pribadi yang tak mampu mengalahkan egoisme dan bahkan memanjakan nafsunya untuk menang2an sendiri, maka baginya tidak ada tempat didalam bebrayan ing alam ndunyo ini.. entahlah jika di alam lain bisa mendapatkannya kepuasan. Minimal di alam maya (medsos).. salam sehat pikir dan rasa. 

_ayah edy, 15 ramadhan 1440 h._

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun