[caption caption="GMT 9 Maret 2015 di tengah Laut Ternate. Sumber: Detik.com"][/caption]Sesuai Sunnah yang sangat dianjurkan dan pernah juga dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, tanggal 9 Maret 2016 (29 Jumadil Awal 1437H) pagi, penulis dengan mantan pacar mengikuti Sholat Gerhana Khusuf berjamaah di Mesjid Al Amin, masjid di Kompleks Pesanggarahan Permai, tempat kami tinggal. Sholat Gerhana ini dipimpin oleh Imam dan Khotib Ustadz Buchori Muslim, dari Mesjid Agung Al Azhar. Sholat Gerhana Khusuf ini dihadiri oleh ratusan Jemaah warga kompleks dan sekitarnya.
[caption caption="Dokpri"]
Gambar : Dokpri
Tujuan dari Sholat Gerhana ini, adalah untuk mengingatkan kita terhadap kekuasaan Allah, dimana fenomena ini menunjukkan kepada manusia bahwa terciptanya Matahari, Bulan dan alam semesta tak lepas dari kehendak dan kekuasaan Allah. Dan siklus siang malampun bisa diubah atas kehendak Allah melalui fenomena gerhana matahari ini, dimana siang akan terasa seperti malam.
Sholat Khusuf ini dilakukan dalam 2 rakaat, khususnya di sholat Gerhana ini, dimana dalam masing rakaat dilakukan 2 kali ruku, dimana setelah ruku, kemudian bangkit dari ruku (I’tidal), tidak langsung sujud seperti biasanya, tetapi dilanjutkan dengan membaca Al Fatihah dan ayat Quran lagi. Dalam ruku, itidal dan sujud dilakukan dengan lebih lama untuk memberikan kesempatan tambahan melakukan dzikir. Di Ruku pertama, kedua dan ketiga, setelah Al Fatihah, imam membacakan Surat Al Baqarah, dan di rakaat keempat setelah Al Fatihah, membacakan Surat Ar Rahman.
[caption caption="Dokpri"]
Gambar : Dokpri
Setelah Sholat Gerhana Khusuf selesai, dilanjutkan dengan Khotbah dengan topik “Kembali kepada Allah”, yang pada intinya mengingatkan bahwa kita harus senantiasa mengingat Allah, sehingga Allah akan mengingat kita dan menjaga kita dari gangguan syaitan dengan mengirimkan malaikat didepan, dibelakang, dikanan, dikiri, diatas dan dibawah, sehingga kita akan melangkah dengan karpet bertabur intan dan berlian disetiap melakukan amalan2 yang dilakukan sesuai perintahNya.
Selain, itu kita akan dijauhkan dari sifat-sifat yang merusak amalan kita seperti takabur, hasad dan ghibah sehingga kita dengan aman dan nyaman akan menggapai amalan yang kita lakukan tersebut, dan mencapai kemuliaan disisNYA. Insya Allah! Acara Sholat Khusuf berjamaah ini, diakhiri dengan silaturakhmi dan sarapan bersama warga Kompleks dan sekitarnya.
Seusai acara Sholat Gerhana, keluar dari Mesjid, mencoba melihat ke arah matahari tetapi tak terlihat karena tertutup oleh awan, alhasil tidak melihat apapun proses Gerhana Matahari yang sedang terjadi. Namun demikian, syukur Alhamdulillah, diusia menjelang balak enam ditahun ini masih bisa mengikuti Shalat Khusuf, yang sebetulnya peluang seperti ini pernah terjadi di tahun 1983, namun sayangnya penguasa saat itu bersikap berbeda dan dunia belum di era Informasi seperti sekarang ini, sehingga kita terpaksa ikut dengan apapun yang diarahkan oleh penguasa pada saat itu, tanpa bisa melakukan opsi lainnya.
Presiden Jokowi, menikmati fenomena GMT ini dengan sederhana bersarung kotak2 biru dan kemeja putih serta berkaca mata, di Istana Bogor, seperti tampak di gambar dibawah ini.
