Mohon tunggu...
Wahyu Ali J
Wahyu Ali J Mohon Tunggu... Penulis - Bebas

Life Path Number 11 [08031980]

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Antara Pandemi, Bapak Ketua DKM, dan yang Dikurbankan

1 Agustus 2020   14:44 Diperbarui: 7 Desember 2020   00:34 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dokumentasi Pribadi


Suasana masjid sekitar rumah, tak seramai tahun lalu. Tahun lalu kan belum ada pandemi, tahun lalu jelas beda dengan tahun ini. Tahun ini ada covid19 yang hingga saat ini, masih saja membuat kejutan.

Ada OTG, nama lainnya adalah orang tanpa gejala. "Bukan orang tanpa gaji, hehehehe." Pun lain sebagainya, mengenai seputar covid19 yang terjadi di lembaran terkini situasi. Begitulah, yang namanya corona masih menjadi buah bibir yang belum berkenan sirna.

Corona memang bisa ada dimana saja, kalau orang sunda bilang sih, "Teu di kampung, atawa di kota, nu namina corona tiasa dimana wae ayana."

"Eh! Kok jadi ngebahas pandemi yang bernama corona, maaf-maaf."
Topik utamanya bukan seputar pandemi, tapi tentang kejadian terkini, yang tentu saja terjadi hampir di seluruh provinsi, yang ada di bumi pertiwi.

Ya... tentu saja Idul Adha. Ada juga yang menyebutnya Idul Qurban. Setahun sekali sih, namun tentu saja dinanti, bagi siapapun yang merasa mengimani.

Ya... Idul Adha 2020 tahun ini, tak seramai tahun lalu. Untuk pelaksanaan pemotongan hewan kurban lebih tertutup. Warga sekitar hanya bisa melihat dari kejauhan, atau cukup menunggu di rumah saja.

"Tentu saja, sebagai bentuk antisipasi, berkenaan dengan situasi yang masih ditemani pandemi, yang berseliweran."

"Selain itu, toh setiap warga telah terdata kan ya?Para panitia pemotongan hewan untuk Idul Qurban tahun ini, tentunya akan menyambangi rumah para warga kan ya?" Untuk membagikan apa yang menjadi hak para warga.

Luar biasa memang era digital sekarang ini, banyak ragam berita terkini, yang menjadi lebih mudah untuk tersebar, atau disebarkan. Bisa berbentuk rekaman audio, bisa juga berbentuk audio visual berupa video.

Ya minimalnya, bisa disebar dulu di salah satu grup Whatsapp. Itupun tak selalu untuk konsumsi publik, bilamana takarannya memang hanya untuk kalangan tertentu saja.

Salah satu contohnya adalah, rekaman berbentuk audio yang menarik, berisikan suara yang tentu saja bertujuan baik. Terucap dari beliau yang terhormat Bapak Ketua DKM. Tentu saja Ketua DKM di area pemukiman yang saya tinggali selama ini.

"Tolong, jangan ada yang dikurbankan ya! Seperti tahun kemarin atau beberapa tahun sebelumnya. Idul Qurban itu, bukan hanya milik atau hak panitia saja. Adil, arif bijaksana, mendahulukan yang lebih membutuhkan, itu adalah semestinya."
Begitulah ujar dari beliau yang terhormat, Bapak Ketua DKM.

Era digital yang dibumbui ragam warna cerita pun suasana, dimana beberapa diantaranya adalah tentang... "Antara pandemi, bapak ketua DKM dan yang dikurbankan."

DS, 01/08/2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun