Mohon tunggu...
Awaludin Rauf Firmansyah
Awaludin Rauf Firmansyah Mohon Tunggu... Teknisi - Educate Yourself - Penggemar Sepak Bola, Sejarah, dan Seni

Just Sharing

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Patah Hati dalam Perspektif Kesehatan dan Langkah Lepas Darinya

29 Agustus 2020   09:53 Diperbarui: 29 Agustus 2020   09:47 1349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image Source: CNN.Com

   Manusia bisa dikatakan sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang lebih sempurna jika dibandingkan dengan makhluk Tuhan yang lain seperti yang kita lihat sampai saat ini. Manusia mendapatkan anugerah dari-Nya berupa kemampuan jasmani berupa akal pikiran dan juga perasaan. 

Perasaan itu sendiri seringkali diidentikkan dengan penerjemahan akan suatu tindakan menjadi suatu rasa yang mampu menentukan suasana hati dari manusia itu sendiri. Tak jarang kita mendengar istilah "Patah hati" yang bisa kita temui di lingkup pertemanan yang paling sempit hingga yang lebih luas sekalipun. 

Patah hati juga menjadi salah satu tema dalam musik Indonesia dan bahkan global. Seperti yang kita tau beberapa karya musikal terdahulu hingga saat ini, dari mulai subgenre emo hingga musik pop melayu yang dulu sempat viral sekalipun, cukup digandrungi oleh masyarakat, karena memasukkan unsur-unsur patah hati yang dirasa cukup "relate" dengan kehidupan anak muda dan masyarakat luas.

   Sejatinya, patah hati sendiri adalah sesuatu yang sangat manusiawi dan dapat terjadi pada semua kalangan dan tak memandang usia. Dalam perspektif yang lebih sempit yakni dalam perspektif kesehatan, ketika manusia berada pada situasi stress yang terjadi karena faktor eksternal seperti rasa kehilangan atau yang paling sering dialami yaitu putus cinta, seringkali dada seakan-akan terasa sakit dan menegang. 

Perasaan tersebut kerap kali membuat syok yang dapat pula memengaruhi pola perilaku manusia. Dalam penelitian-penelitian medis beberapa tahun belakangan, sindrom patah hati menjadi salah satu pembahasan yang cukup menarik. 

Sindrom yang bersifat sementara ini juga dikenal dengan Takotsubo cardiomyopathy yang mulai diteliti sejak 1991. Takotsubo cardiomypathy adalah gejala medis ketika patah hati yang mana bilik jantung menengang atau membengkak menyerupai takotsubo (perangkap gurita dalam bahasa jepang). 

Sindrom ini paling banyak menyerang kaum hawa terutama bagi wanita yang berada pada kondisi posmenapause. Walaupun efek dari sindrom patah hati ini bersifat sementara , akan tetapi jika tidak ditangani lebih serius bisa juga berbahaya. Individu yang mengalami sindrom dan tak ada penanganan lebih lanjut ini punya resiko 57% lebih besar terkena gagal jantung.

Takotsubo Cardiomypathy (Image Source: St' Vincent Heart Health)
Takotsubo Cardiomypathy (Image Source: St' Vincent Heart Health)

   Beberapa langkah yang bisa dicoba ketika mengalami kondisi patah hati dari sudut pandang kesehatan yaitu pertama-tama yakni dengan menenangkan hati dan pikiran. Ketika patah hati, jantung akan berdetak lebih cepat, maka ambillah nafas dalam-dalam dan keluarkan dengan baik. 

Selain itu terapi akupuntur dan olahraga juga bisa menjadi pilihan mengingat aktivitas tersebut dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks. Bercerita dengan orang terdekat (yang dapat dipercaya tentunya) ataupun dengan psikolog juga bisa membantu melegakan hati bila dirasa rasa patah hati entah kenapa tidak segera hilang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun