Mohon tunggu...
Aviv Azantha
Aviv Azantha Mohon Tunggu... Guru - Guru

Mengikuti Setiap Perubahan Sehingga Dapat Menghargai Alur dari Proses Kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dialektika ''Ndeso Kutho''

14 Desember 2017   22:02 Diperbarui: 14 Desember 2017   22:30 1135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Aku hanya tersenyum dan menjawab, “itu bukan bohong namun pemahaman kalian saja yang berbeda. Dekat menurut mereka namun jauh menurutmu, itu hanya masalah pendapat.”

Berbicara tentang perkembangan zaman dan modernisasi tidak dapat lepas dari yang namanya dialektika serta hubungan sosial masyarakat. Dalam interaksi ini juga akan berdampak kepada hal yang lain seperti pola pikir masyarakat, perkembangan kognitif, kepekaan sosial dan hal yang lain.

Setiap lingkungan masyarakat memeliki sebuah pola komunikasi yang jika dilihat lebih jauh maka akan ditemukan keunikan-keunikan tertentu. Masyarakat yang minim bersinggungan dengan teknologi akan lebih banyak berinteraksi secara langsung dengan orang lain. Setiap membutuhkan bantuan akan langsung mencoba menemui orang yang dituju.

Saya menemukan, dalam acara pertemuan rutin lingkungan saja ada seseorang yang diamanahi untuk mengundang tetangga pintu per pintu. Berbeda dengan masyarakat yang lebih banyak bersinggungan dengan teknologi jika membutuhkan bantuan orang lain lebih banyak menggunakan gadgetnya untuk berkomunikasi.

Apa dampak dari dua perbandingan ini?

Secara psikologis seseorang yang sering berhubungan langsung dengan orang lain akan memiliki ikatan lebih kuat serta pemahaman batin yang lebih mendalam. Perasaan untuk saling memahami serta ikatan sosial juga kuat.

Masyarakat yang lebih mengedepankan teknologi di satu sisi memang mempermudah dalam pola komunikasi yang cepat dan efisien namun di sisi lain akan berdampak pada ketergantungan yang berlebihan jika tidak dapat mengelolanya dengan baik.

Penilaian tentang tingkat kesejahteraan dan kenyamanan hidup tidak serta merta dilihat dari fisik namun ada juga penilaian yang tidak terukur yang mempengaruhinya.

Satu piring nasi serta sepotong tempe goreng akan memiliki interpretasi sendiri pada masing-masing orang. Seseorang yang satu harinya makan dua piring nasi kemudian mendapatkan rezeki tiga piring nasi akan merasakan kebahagiaan yang luar biasa, namun seseorang yang tiap hari makan nasi ayam kemudian disuguhi nasi dengan lauk tempe goreng akan merasakan kesengsaraan dalam merasakan makanan.

Bagaimanapun hidup kita, apapun keadaannya maka syukurilah karena banyak orang yang menginginkan kehidupan seperti milik kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun