Banyak para orang tua yang berada di inonesia ini tetap pada angkapan masing-masing. terkadang orang tua beraggapan anak tidak butuh les ini dan itu hanya untuk meningkatkan kemampuan dibadag lainnya selain bidang non akademik, karena orang tua merasa hanya membuang-buang waktu dengan memfasilitasinya dan mencarikan guru untuk membantu bakat anak nya, mereka beranggapan anak akan bias belajar dengan sendirinya tanpa orang tua memfasilitasinya.
Berbeda dengan  contoh ini orang tua memfasilitasinya hanya untuk meningkatkan prestasi dan bakat anak dengan menyuruh anak les ini dan itu mendatangkan guru private.Â
Namun anak justru merasa tertekan oleh orang tuanya dengan menyuruh les ini dan itu , privat dll yang membuatnya merasa orang tua tidak memfikirkan kesenanganya tetapi orang tua memaksanya hanya karena orang tua merasa bahagia jika anaknya bisa menjadi seseorang yang bisa dalam berbagi bidang  atau menguasai satu bidang yang menjadi keahliannya, dengan contoh peran  orang tua yang seperti inilah yang kurang bisa membaca minat anak.Â
Pola asuh yang membiarakan sampai anak menjadi tidak terarah atau anak tertekan dengan berbagai aturan sehingga anak merasa sebagai (boneka) untuk mengejar mimpi orantua yang tertinggal, orang tua bahkan tidak peduli lagi.
Dalam buku We R Mommies dengan judul : Peranan orang tua dan praktisi dalam membantu tumbuh kembang anak berbakat melalio pemahaman teori dan tren pendidikan.Â
Dalam buku itu banyak menjelaskan peranan orang tua , keluaga , pendidikan dll dengan menggunakan dasar teori-teori  (jean piaget, vygostky, Montessori)
Dalam buku ini juga membahas pentingnya kemampuan ibu dalam membaca minat anak, dalam pembahasan itu menjelasakan batasan berbaya tidaknya seorang anak mengikuti kegiatan ekstra selain pendidikanya (sekolah) yang menjadi pendidikan dasarnya.Â
Pada penjelasan tersebut juga memberikan sedikit cerita tentangibu dengan berputra tiga, sempat dating ke psikolog senior dan mendengarkan  diagnosis yang menjelaskan "tidak ada masalah yang  khusus pada anaknya" kemudian ia mulai menyalurkan minat putranya , dengan bersekolah di sebuah sekolah catur dan prestasi anak-nya semakin luarbiasa tenjadi terus meningkat dan anak menjadi mudah bergaul dan bisa merai beberapa penghargaan bahkan pemain catur terbaik untuk usia dibawah tujuh tahun.Â
Namun sang ibu mulai kawatir dengan bertambahknya padatnya kegiatan yang dilakukan putra nya, sempat ia berfikir semua itu mebebani buah hatinya? Apakah semua kegiatan ini membahayakan perkembangan sang anak ?
Namun sang ibu tidak hanya diam di situ , ia mencari informasi dll serta kosultasi. Akhirnya berdasarkan narasumber yang tersedia menjelasakan bahwa putra dari ibu tersebut mampu melakukanya dan sumber ini menyarankan agar kegiatan yang telah ditekuni ini sebaliknay terus dilanjutkan.
Untuk itu hal yang perlu diketahi untuk para orang tua adalah, orangtua harus memantau perkembangan dan karakter anak. Agar anak tidak merasa terbebani dlam menjalani berbagai kegiatanya. Namun jika signal tersebut tidak muncul maka kekhwatiran  tidak perlu muncul.Â