Perkembangan pesat era digital telah menghadirkan berbagai kemudahan bagi kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari akses informasi yang serba cepat, koneksi global, hingga kemudahan menjangkau hiburan. Di era digital ini, kehadiran teknologi tidak lagi sebatas pelengkap saja, melainkan telah menjadi bagian inti keseharian dan mengubah kehidupan manusia secara mendalam di beberapa aspek. Seiring dengan meluasnya transformasi digital di seluruh dunia, adapun kemunculan tantangan serius berupa permasalahan kesehatan mental yang berkaitan dengan penggunaan media sosial dan teknologi digital. Kondisi ini bahkan telah menjadi isu global yang mendesak untuk ditangani karena paparan berlebihan dari platform digital terbukti memberikan dampak psikologis yang signifikan.
Intensitas penggunaan internet melalui gawai turut memengaruhi kualitas hubungan sosial dengan lingkungan. Dukungan sosial memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan mental, meningkatkan kesejahteraan hidup, serta mengurangi perasaan terisolasi. Semakin baik dukungan sosial yang diterima oleh individu, semakin besar pengaruhh positifnya terhadap kondisi psikologis dan kesejahteraannya. Namun, penggunaan gawai secara berlebihan dapat berdampak pada fungsi otak, khususnya terkait dengan neuroplastisitas saraf. Kondisi ketergantungan tersebut berpotensi menimbulkan gangguan tidur, penurunan kemampuan kognitif, hingga meningkatkan risiko gangguan mental. Dengan demikian, teknologi digital dapat dipandang sebagai pedang bermata dua.
Salah satu permasalahan utama yang muncul akibat dominasi teknologi digital adalah kecanduan. Kecanduan digital dapat dimaknai sebagai kondisi ketika seseorang sulit melepaskan diri dari penggunaan gawai, media sosial, atau aplikasi tertentu, hingga menimbulkan rasa tidak nyaman ketika tidak terhubung dengan internet. Fenomena ini semakin nyata dalam kehidupan sehari-hari karena ditandai dengan meningkatnya durasi penggunaan media sosial, munculnya perilaku doom scrolling serta hilangnya kendali atas waktu yang digunakan di ruang digital.
Di samping kecanduan, gangguan kecemasan juga menjadi salah satu masalah yang banyak dialami masyarakat pada era digital. Derasnya arus informasi, munculnya fenomena fear of missing out (FOMO), serta tekanan sosial di ruang daring menjadi faktor yang mendorong peningkatan kecemasan. Individu kerap merasa tertinggal ketika tidak mengikuti tren, cemas terhadap validasi sosial melalui jumlah like dan komentar, hingga tertekan akibat budaya perbandingan diri yang marak di media sosial. Apabila tidak ditangani sejak dini, kondisi ini berpotensi berkembang menjadi kecemasan sosial, depresi ringan, bahkan gangguan psikologis yang lebih serius.
Tantangan lain yang tidak kalah penting adalah menurunnya attention span. Pola konsumsi informasi yang serba cepat, ringkas, dan instan membuat individu terbiasa dengan konten singkat dan sulit mempertahankan fokus dalam waktu lama. Kebiasaan berpindah dari satu konten ke konten lain secara cepat juga mengurangi kemampuan otak dalam memproses informasi mendalam. Contohnya, banyak individu mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi, membaca materi panjang, atau menyelesaikan tugas yang membutuhkan pemikiran mendalam.
Melihat berbagai fenomena tersebut, dapat dipahami bahwa era digital membawa konsekuensi serius terhadap kesehatan mental masyarakat. Pada titik inilah peran tenaga kesehatan masyarakat menjadi sangat penting. Tenaga kesehatan masyarakat berperan tidak hanya dalam aspek promotif dan preventif, tetapi juga dalam upaya kuratif dan rehabilitatif. Mereka berperan dalam melakukan deteksi dini terhadap perilaku berisiko, memberikan edukasi, menyelenggarakan kampanye penggunaan gawai secara bijak, serta mendorong kebijakan publik yang berpihak pada kesehatan mental. Melalui pendekatan yang berbasis bukti dan kolaborasi, tenaga kesehatan masyarakat diharapkan mampu meminimalkan dampak negatif teknologi sekaligus memaksimalkan manfaatnya bagi kesejahteraan psikologis individu maupun masyarakat luas.
DAFTAR PUSTAKA
Suryoadji et al. 2024. Kesehatan mental di Era Digital: Tinjauan Naratif Dampak Media Sosial dan Teknologi Digital Pada Kesehatan Mental dan Upaya untuk Mengatasinya. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 23(1), pp. 47-52.
Hardian et al. 2024. Pengaruh Penggunaan Media Sosial Terhadap Kesehatan Mental Remaja Di Era Digital. Indonesian Research Journal on Education (IRJE), 5(1), pp. 1079--1080.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI