Mohon tunggu...
Aurora Hawa Nadana
Aurora Hawa Nadana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program S1-Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kanjuruhan Malang

Aku seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang. Aku mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aku sangat suka berada di lingkungan baru, aku suka jalan-jalan, belajajar budaya baru, musik, buku, menulis, kuliner, dan hal seru lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Nilai Moral pada Cerpen "Suatu Hari di Bulan Desember" Karya Sapardi Djoko Damono

26 Desember 2020   22:22 Diperbarui: 26 Desember 2020   22:27 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Cerpen ini mengkisahkan tentang seorang wanita bernama Marsiyam yang mendekam di dalam penjara, karena kasus penganiayaan terhadap suaminya. Tidak ada yang percaya bahwa wanita cantik itu telah tega menganiaya suaminya. Permasalahannya adalah Marsiyam yang tak kunjung memiliki anak. Kemudian sang suami yang bekerja sebagai seorang guru terus-menerus menghujani tuduhan yang tidak masuk akal kepadanya. Hingga batas kesabaran wanita itu habis, terjadilah sebuah tragdei dimana perempuan itu memukul kepala sang suami dengan suatu benda yang ada di dapur, kemudian diinjak-injak tubuh sang suami, hingga akhirnya mendekaplah Marsiyam di dalam rumah pemasyarakatan itu. 

Marsiyam telah menghebohkan seisi rumah pemasyarakatan itu, karena dirinya telah melahirkan seorang bayi laki-laki, yang entah tidak ada yang tahu, kapan wanita itu hamil. Berbagai pikiran buruk muncul pada seisi tempat itu, yang mengarah pada seorang kepala penjara, yang merupakan satu-satunya laki-laki di tempat itu. Tapi sulit dipercaya karena bayi itu terlalu tampan, untuk menjadi anak kepala penjara yang wajahnya menyebalkan. 

Menariknya, dalam cerpen ini sedikit dijelaskan perihal beberapa penghuni rumah pemasyarakatan tersebut. Sedikit mengejutkan bahwa beberapa profesi yang tak nampak sebagai sebuah kejahatan juga menjadi bagian dari tempat itu. Disebutkan ada dokter, yang memiliki pekerjaan sampingan sebagai seorang penjual narkoba, ada juga organisator berbagai arisan yang mendekam di tempat itu, karena telah menggelapkan uang. 

Cerita ini, menggambarkan kehidupan sosial yang nyata di sekitar kita. Bagaimana seseorang begitu mudahnya menyimpulkan sesuatu tanpa bukti yang jelas. Seperti yang telah dilakukan oleh suami Marsiyam, tanpa adanya bukti nyata dan hanya karena emosi karena tak kunjung memiliki keturunan, suami Marsiyam berkali-kali menghujaninya dengan tuduhan-tuduhan yang tidak masuk akal. Kemudian, mengingatkan kita bahwasanya kita sebagai manusia biasa, bisa kapanpun lelah dan kehilangan kesabaran. Ketika masa itu, sulit untuk mengontrol emosi, dan bisa melakukan hal apapun, yang bahkan tak terfikirkan sebelumnya. Kemudian cerita ini juga memberikan pesan bahwasanya, sesuatu yang terlihat baik, tak selamanya akan terus baik. Ada sisi kelam, yang tidak terjamah oleh manusia lain. Dibalik hal-hal yang dipandang sangat apik, ada jutaan alasan untuk membenarkan mengapa mereka melakukan sebuah keburukan. Kembali lagi bahwa kita adalah manusia, yang bisa kapanpun salah, dan lupa. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun