Mohon tunggu...
Aurora Hawa Nadana
Aurora Hawa Nadana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Program S1-Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Kanjuruhan Malang

Aku seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang. Aku mengambil jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Aku sangat suka berada di lingkungan baru, aku suka jalan-jalan, belajajar budaya baru, musik, buku, menulis, kuliner, dan hal seru lainnya.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Analisis Nilai Kehidupan dalam Cerpen "Bingkisan Lebaran", Sapardi Djoko Damono

9 Desember 2020   21:15 Diperbarui: 9 Desember 2020   21:17 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Cerita pendek karya Sapardi Djoko Damono ini, bercerita tentang seorang anak perempuan bernama Mawar, yang hanya hidup bersama Ibunya. Cerita pendek ini sarat akan makna, ketegaran, keikhlasan, dan juga kemandirian. DIbuktikan dalam cerita, bahwa sejak ditinggal ayahnya, sang Ibu sangat tegar dan mandiri. Perempuan itu enggan ditolong oleh siapapun, dan sangat tidak ingin merepotkan orang lain. Hingga suatu permasalahan datang, yakni ketika Mawar tak ada di rumah, bahkan pada saat itu mawar tidak pulang. Sebagai seorang Ibu hancur rasanya, melihat kenyataan bahwa sang anak tak kunjung pulang. Maka untuk pertama kalinya, perempuan itu melawan rasa segannya untuk bertanya kepada tetangga sekitar rumahnya. Untuk pertama kalinya perempuan itu bertanya kepada tetangganya perihal sang anak. Namun ketika tetangganya bermaksud untuk memberikan bantuan, perempuan itu menolaknya. Tak terbesit di benaknya untuk meaporkan kepada polisi, karena perepuan itu merasa mampu untuk mencari mawar seorang diri. 

Keteguhan hati perempuan itu menggambarkan bagaimana sebagai manusia memang sudah semestinya dapat berdiri pada kaki sendiri. Bahwa manusia masih memiliki tuhan, untuk menyandarkan segala kesedihan, masalah, dan beban yang mungkin sungguh sulit untuk dibawa seorang diri. Namun ketika manusia yakin akan tuhan, maka tak akan ada yang perlu ditakutkan dalam menjalani hidup. Meskipun pada akhirnya Mawar tak ditemukan, entah kemana perginya gadis itu, tapi kehadiran Melati, seorang gadis lusuh yang tiba-tiba saja datang ke rumah perempuan itu, dan berkata bahwa seorang gadis meminta Melati untuk menemuinya, dikatakan gadis lusuh itu bahwa gadis yang memintanya menemui "Ibu" berkata bahwa Ibu akan kerepotan karena akan banyak pesanan Jahitan. 

Perkataan Melati membuat perempuan itu yakin, Mawar baik-baik saja dan Mawar akan kembali. Meskipun tak dapat dipungkiri bahwa kekawatiran menyelimuti hatinya. Perempuan itu menyerahkan semua kepada tuhan, tegar dengan segala keadaan yang membenturnya selama ini. Keyakinannya pada tuhan, menguatkan dirinya untuk tetap teguh dengan apa yang ia yakini sebagai prisip hidupnya, yakni tetap tegar dan mandiri. 

Pada nyatanya, keyakinan kepada kuasa tuhan, berserah diri kepada tuhan memang sudah menjadi hakikat sebagai manusia. Ketika seorang manusia  menyerahkan segalanya pada tuhan, maka manusia tidak akan merasa kawatir dengan apa yang terjadi dalam hidupnya. Sikap mandiri, dan juga tangguh perlu dimiliki oleh setiap diri, karena dalam kehidupan manusia akan banyak kejutan yang tidak pernah disangka-sangka. Cerpen tulisan Sapardi ini, memberikan siratan makna akan nilai kehidupan, yang terjadi di sekitar kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun