Mohon tunggu...
Aurillia Salsabilla I_PWK_UNEJ
Aurillia Salsabilla I_PWK_UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemiskinan Akibat Pandemi

13 Oktober 2022   01:49 Diperbarui: 13 Oktober 2022   01:53 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kemiskinan merupakan permasalahan sosial yang terjadi. Kemiskinan  di anggap sebagai permasalahan sosial karena di lihat dari cara bertingkah laku masyarakat, cara hidup masyarakat, serta cara berpikir masyarakat itu sendiri. Maka dari itu Pendidikan itu salah satu upaya cara mengubah perilaku, cara berpikir dan cara bertindak.

Kemiskinan merupakan kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar seperti kebutuhan sehari – hari, pendidikan, kesehatan, pakaian, dan tempat untuk berlindung. Berikut sedikit penjelasan mengenai jenis – jenis kemiskinan. Kemiskinan sendiri dibagi menjadi empat, yaitu

  • Kemiskinan Absolut (keadaan individu yang penghasilan sehariannya dibawah kemiskinan dan tidak cukup memenuhi kebutuhuan primer seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.)
  • Kemiskinan Relatif (keadaan individu yang penghasilan seharian nya sudah di atas garis kemiskinan, tetapi masih lebih kurang mampu daripada masyarakat sekitarnya dan dapat terjadi pada pembangunan yang kurang merata.)
  • Kemiskinan Kultural (individu  yang tidak ada usaha untuk bangkit dari kemiskinan, meskipun orang yang berada di sekitarnya ingin membantunya.)
  •  Kemiskinan Struktural (masyarakat  yang tinggal di daerah tersebut tidak mampu mengelola sumber daya yang ada dan sebenarnya sudah tersedia untuk mereka.)

Itu merupakan jenis kemiskinan, kemiskinan sendiri dari tahun ke tahun jumlahnya berbeda bisa saja naik dan bisa turun. Saat Covid-19 melanda di Kabupaten Jember semakin bertambah dari tahun ke tahun pada tahun 2019 terdapat 226,57 ribu jiwa, tahun 2020 terdapat 247,99 ribu jiwa, dan tahun 2021 terdapat 257,09 ribu jiwa. Sudah pasti terdapat faktor penyebab kemiskinan yang terjadi akibat pandemi ini.

Penyebab pertama sudah pasti pandemi Covid-19 yang berkelanjutan seperti adanya peraturan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sangat berpengaruh besar bagi masyarakat. 

Terutama bagi penjual kaki lima yang berjualan di malam hari karena berlakunya peraturan PPKM, bahkan toko – toko dan mall (pusat perbelanjaan) dibuka dari jam 10.00 atau jam 11.00 bahkan ada yang jam 11.30 dan tutup pada jam 20.00 pada saat tingginya kasus Covid-19.

Penyebab kedua adalah Pemutusan Hubungan Kerja atau biasa yang disebut PHK. Ada juga beberapa faktor yang menyebabkan seseorang di phk yaitu, pertama lemahnya permintaan pasar yang diakibatkan suatu kebijakan, kedua komponen tertinggi dari biaya perusahan yaitu membiayai gaji tenaga kerja. Banyak hal yang terjadi seperti tidak di gaji selama beberapa bulan dan kadang berakhir di phk (Pemutusan Hubungan Kerja). 

Walaupun kondisi sekarang bisa di bilang mulai stabil tetapi perekonomian tidak secepat itu untuk mencapai kata stabil, dan bisa di bilang juga memulai lagi semua dari awal bagi para pengusaha yang mengalami penurunan pendapatan yang sangat drastis.

Penyebab ketiga adalah banyaknya kasus putus sekolah ada beberapa orang tua menganggap Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini sama saja anaknya tidak sekolah. Ada juga yang tidak memiliki handphone, adapun mereka memiliki handphone tetapi handphone tersebut tidak memadahi untuk pembelajarannya ditambah kuota internet yang mereka butuhkan dan gangguan sinyal yang sering mereka rasakan. 

Namun ada yang tidak mampu membayar biaya sekolah seperti biaya untuk membeli seragam, alat tulis, buku dan lain sebagainya akibatnya mereka membantu orang tuanya untuk mencari uang untuk kebutuhan hidup mereka sehari – hari.

Kemiskinan sendiri tidak lepas dari jumlah pengangguran yang tinggi dan sangat mempengaruhi kemiskinan sendiri. Pengangguran bisa terjadi akibat persaingan yang begitu ketat dan ada juga yang malas untuk bekerja. 

Orang malas bekerja sendiri juga memiliki beberapa faktor seperti kebiasan menunda pekerjaan ini adalah hal sepele yang biasa terjadi namun memiliki dampak yang besar, pergaulan serta lingkungan di sekitar dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun