Mohon tunggu...
Aurellia Faiza Gatari_PWK_UNEJ
Aurellia Faiza Gatari_PWK_UNEJ Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Perencanaan WIlayah dan Kota -Universitas Jember

Saya adalah mahasiswa yang memiliki ketertarikan dalam membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Money

PHK Menyeruak, Anggaran Covid Melunjak, Pemkab Tangerang Bungkam atau Bertindak?

13 September 2022   17:55 Diperbarui: 13 September 2022   18:06 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Pandemi virus SarsCov-19 atau Covid-19 sejak awal tahun 2020 menyerang seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia. Penyebaran virus ini pada mulanya berasal dari pasar tradisional yang ada di Wuhan, China. Virus tersebut pada mulanya dikaitkan dengan penyakit flu burung. Virus penyebab SARS telah bermutasi dan menghasilkan Coronavirus.

Dikutip dari hasil konferensi pers di Gedung kemenkes pada 4/3/2020 yang diungkapkan oleh dr. Ahmad, Virus ini menjadi sangat cepat dalam penyebarannya karena adanya perubahan penyakit dan timbulnya gejala yang minimal. Pada kenyataanna ternyata memang banyak masyarakat yang terjangkit virus ini walaupun hanya gejala ringan atau bahkan tidak ada keluhan sama sekali. 

Akibatnya, berbagai upaya dilakukan guna menekan angka penyebaran virus Covid- 19. Berbagai upaya yang dilakukan diantaranya yaitu pembatasan mobilitas warga baik dalam lingkup regional maupun nasional (lockdown), hal ini terlihat terutama pada gerbang masuk daerah tertentu atau perbatasan antara dua wilayah tertentu, baik itu Kabupaten, Kotamadya maupun Provinsi. Penutupan sekolah dan perkantoran juga diterapkan guna mengurangi interaksi sosial dengan menerapkan system Work From Home (WFH).

Mengingat dampak dari Covid-19 ini menyerang seluruh aspek kehidupan manusia sebagai makhluk sosial, banyak pihak turun tangan dan bergotong royong untuk menekan angka penyebaran virus tersebut. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya relawan yang turun tangan, baik itu relawan medis maupun relawan nonmedis. 

Menurut data yang tercatat pada Badan Nasional Penganggulangan Bencana (BNPB), relawan tersebut terdiri dari 15.418 relawan nontenaga Kesehatan, 3.412 merupakan relawan medis dan tenaga kesehatan serta 2.167 relawan di bidang callcenter. 

Banyaknya pihak ingin menjadi relawan lantaran selain sebagai kegiatan sosial, sertifikasi yang didapat setelah menjadi relawan dapat dipergunakan untuk memudahkan kita melanjutkan bekerja dan berkarir di kemudian hari.

Dampak yang ditimbulkan dari peristiwa ini dapat dikatakan merugikan bagi hampir seluruh manusia di dunia. Mulai dari pedesaan yang terpencil hingga ibukota metropolitan mengalami hal serupa. Tak terkecuali Kabupaten Tangerang. 

Kota yang masuk dalam akronim Jabodetabek dan kota yang kerap kali dijuluki sebagai kota seribu industri pun mengalami penurunan yang hebat akibat dari pandemi yang terjadi. Berdasarkan data per bulan Juni 2020 yang disampaikan oleh Jarnaji, selaku Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Tangerang sebanyak 13 perusahaan yang tercatat gulung tikar dan 14.910 pekerja yang dikenai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). 

Tidak berhenti disini saja, karena ancaman peningkatan angka pengangguran masih mungkin terjadi ucap Jarnaji. Diperkirakan lebih dari 8 ribu karyawan akan turut terkena dampak PHK, hal ini mengingat akan adanya perusahan besar yang tutup di bulan Juli. 

Bentuk tidak terima masyarakat akan adanya PHK besar -- besaran ini disampaikan dengan menyelenggarakan aksi demonstrasi. Aksi demonstrasi ini dijadikan sebagai ajang untuk menyampaikan keresahan dan tuntutan masyarakat kepada pemerintah. Karena dengan adanya PHK, masyarakat otomatis tidak akan mendapat pendapatan, sementara kebutuhan hidup setiap harinya akan terus ada. Ditambah lagi, masih banyak masyarakat di Kabupaten Tangerang yang memutuskan untuk menikah muda, serta memiliki banyak anak. 

Padahal, sebelum adanya pandemi saja kebutuhan mereka belum tentu tercukupi, apalagi kini dengan keadaan ekonomi yang sedang sulit. Dilaporkan melalui data yang diunggah oleh dpmptsp.jatengprov.go.id, terhitung bahkan sejak tahun 2019 saja terdapat tiga perusahaan yang telah melakukan relokasi ke wilayah Jawa Tengah dikarenakan upah buruh yang lebih murah. Perusahaan pertama yaitu PT. Pelita Tomang Mas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun