Hai Kompasianer! Aku Aurelia Putri Fauziah tapi panggil saja aku El. Aku lahir di Bandung, pada tanggal 18 November 2003, dan saat ini aku sedang menempuh pendidikan di Universitas Komputer Indonesia jurusan Ilmu Komunikasi. Sejak awal, aku sudah tertarik dengan dunia komunikasi. Mungkin terdengar simpel karena komunikasi merupakan hal yang kita lakukan setiap saat, tapi menurutku komunikasi itu bukan hanya soal berbicara. Komunikasi adalah tentang bagaimana kita menyampaikan pesan yang dapat dimengerti dan dirasakan oleh orang lain.
Aku termasuk orang yang extrovert, malah menurut teman-temanku aku orang yang terlalu extrovert. Karena aku senang sekali bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang baru, mendengarkan cerita unik mereka, dan juga belajar hal baru dari setiap perbincangan. Untukku, dalam setiap pertemuan itu pasti membawa warna yang baru ataupun perspektif baru tentang kehidupan. Sifat extrovert-ku ini juga yang membuatku cepat beradaptasi di lingkungan yang baru, karena aku menyukai hal hal yang spontan.
Sebagai mahasiswi Ilmu Komunikasi, aku sangat tertarik tentang bagaimana sebuah pesan itu bisa mempengaruhi cara orang berpikir dan bertindak. Aku percaya komunikasi adalah fondasi dari semua hal, mulai dari hubungan pribadi, dunia kerja, strategi branding dan media, bahkan tentang diri sendiri. Karena itu, aku ingin mengembangkan kemampuan komunikasi yang aku miliki ini, tidak hanya teori tapi juga kuat secara praktik. Ke depannya, aku berharap bisa berkarier di bidang Public Relations (Humas), di mana aku bisa menggabungkan kemampuan berkomunikasi, kreativitas, dan juga keinginan untuk membangun relasi yang positif.
Menemukan Cerita di Hal-Hal Sederhana
Aku punya kebiasaan kecil yang mungkin menurut beberapa orang ini adalah hal yang sepele. Aku suka mengeksplor tempat-tempat baru seperti cafe. Aku suka pergi ke cafe-cafe kecil di Kota Bandung, karena menurutku setiap tempat memiliki ceritanya sendiri- entah dari desain interiornya, aroma dari kopinya, interaksi antara aku dengan baristanya, atau dengan siapa aku kesana. Hal-hal kecil tersebut yang membuatku sering menemukan inspirasi untuk menulis atau mungkin sekedar merenung tentang apapun yang terlintas.
Aku juga memiliki hobi berolahraga terutama basket dan juga softball. Aku sudah menekuni basket sejak aku SD, sementara softball aku mulai mengikutinya sejak aku SMA. Dari dua olahraga tersebut mengajarkanku banyak hal, beberapanya yaitu tentang disiplin, kerjasama tim dan juga leadership. Karena aku selalu menjadi ketua dari tim, memang agak berat pada awalnya tapi setelah aku jalani sedikit demi sedikit, bukan tentang siapa ketuanya, bukan tentang siapa yang paling jago, bukan tentang siapa pemenangnya nanti, tapi tentang kebersamaan tim lah yang menjadi poin utama dari kesuksesan tim. Bahwa ternyata nilai-nilai itu yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika bekerja sama dalam tim atau berinteraksi dengan orang lain. Tentang bagaimana kita dapat memahami satu sama lain dan menjaga ritme bersama bukannya untuk saling menjatuhkan.
Selain olahraga, aku juga suka mendengarkan musik. Buatku, musik itu bukan sekedar hiburan semata, tapi bentuk pelarian kecil dari kesibukan. Dari liriknya, melodinya, aku selalu menemukan ketenangan dan juga semangat baru untuk menjalani hari. Kadang juga musik menjadi salah satu inspirasiku untuk menulis, karena banyak sekali hal yang bisa dilakukan dari satu lagu yang menggerakan perasaan kita.
Aku juga termasuk orang yang suka dengan hal-hal sederhana namun berkesan. Karena menurutku kebahagiaan itu ga selalu datang dari hal yang besar. Hal kecil seperti bertemu dengan teman-teman sembari ngopi di satu cafe, bercanda tawa bersama, mengobrolkan banyak hal dari a sampai z, atau mungkin ide spontan yang terwujudkan - semua itu bisa jadi momen yang sangat berarti. Dari hal-hal sederhana itulah aku bisa menghargai waktu dan juga proses yang aku lalui.
Komunikasi dan Diri Sendiri
Salah satu hal yang aku pelajari selama kuliah di Ilmu Komunikasi adalah bahwa komunikasi yang efektif itu bukan hanya soal berbicara, tetapi juga dapat mendengarkan dan memahami. Sebagai seseorang yang suka berbicara, dulu aku sering berpikir bahwa menjadi komunikatif berarti harus aktif berbicara. Tapi ternyata, komunikasi yang baik juga butuh ruang untuk diam, merenung, dan memberi kesempatan orang lain untuk didengar.
Aku belajar bahwa komunikasi juga bisa menjadi cara kita untuk memahami diri sendiri. Saat menulis, seringkali aku menemukan hal-hal tentang diriku yang sebelumnya tidak aku sadari. Tulisan menjadi suatu wadah untuk kita bisa memproses perasaan dan pengalaman - mungkin lebih simpelnya seperti refleksi pribadi yang bisa kita bagikan ke orang lain. Dari situ juga aku tersadar, bahwa berbagi bukan hanya soal memberi, tapi juga tentang tumbuh bersama.
