Mohon tunggu...
Auranita Darmawan
Auranita Darmawan Mohon Tunggu... Copy Editor and Creative Writer - Freelance

Sebagai lulusan Sastra Indonesia, berbicara tentang sastra, bahasa, budaya, dan olahraga jadi pilihan yang tepat. Tak hanya nonfiksi, fiksi juga jadi bidang yang saya geluti.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

KAI: Perjalanan Malam dengan Sejuta Kilas Balik Kehidupan

9 Mei 2025   12:37 Diperbarui: 9 Mei 2025   12:37 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perjalanan bersama KAI dan kenangan yang tak terlupakan (Sumber: Kompasianer/Auranita)

Perjalanan bersama kereta api Indonesia (KAI) selalu mengesankan. Pertama kali saya menggunakan transportasi ini saat pulang lebaran dari tanah rantau ke kota kelahiran. 

Anehnya, saya langsung jatuh cinta pada kereta. Tenang, damai, nyaman. Begitulah kira-kira rasanya setiap pulang pergi dengan kereta. 

Saking tenangnya, semua memori yang terjadi belakangan pasti terputar layaknya film jadul. Jika perjalanan malam makin baper, jika siang makin jadi podcast. 

KAI Angkutan Lebaran

KAI jadi transportasi yang saya pilih dan akan selalu saya pilih di setiap perjalanan, kecuali ke luar pulau, ya. Definisi orang sudah jatuh cinta, ya mau ke mana pun pilihnya itu.

Ingat betul saat saya pulang ke Malang untuk terakhir kalinya. Dua minggu merasakan puasa di Yogyakarta, sisanya saya habiskan bersama keluarga sampai lebaran. 

Momen itu jadi momen terakhir bersama para mahasiswa tersayang. Lucunya, saat perjalanan ke stasiun kami malah berputar-putar karena bingung cari parkir. 

Sampai di Stasiun Tugu pintu timur, belum ada tangisan di 45 menit sebelum kereta datang. Saya masih asik berfoto, bahkan sempat-sempatnya membuat konten TikTok. 

Entah belum ada rasa ingin menangis atau mencari-cari pelipur lara. Sampai saat 15 menit sebelum kereta datang, saya izin masuk kepada mereka. Jederrr, tangisan pecah dengan sebuah album dari sahabat tersayang. 

Pelukan sampai pundak basah karena air mata masing-masing. Ternyata ini ya, arti dari peluk dan tangis di stasiun. Sebab, beberapa kali bolak-balik Yogyakarta-Malang, tidak ada yang spesial terjadi di stasiun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun