Mohon tunggu...
Auralia Nana Rizkika
Auralia Nana Rizkika Mohon Tunggu... Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Trying everything bcs why not

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Penggunaan Kecerdasan Buatan Oleh Pelajar di Era Society 5.0 Serta Dampak Pada Penggunanya

30 September 2025   00:03 Diperbarui: 30 September 2025   07:18 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Artificial Intelligence. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Gerd Altmann

Di era Society 5.0 atau dikenal dengan konsep dimana berbagai hal berpusat kepada manusia dan didasari oleh keseimbangan antara kemajuan ekonomi serta berbasis teknologi, tujuannya untuk menyelesaikan masalah sosial serta meningkatkan kualitas kehidupan dengan menggabungkan dunia maya dan fisik secara harmonis. Society 5.0 sudah menunjukkan banyaknya inovasi teknologi canggih, salah satunya adalah yang dikenal sebagai kecerdasan buatan atau Artifical Intellegence (AI). Kecerdasan buatan ini dapat digunakan secara maksimal untuk kebutuhan manusia dengan teknologi ini dapat menciptakan masyarakat di mana setiap orang dapat menikmati hidup yang berkualitas, nyaman, dan berkelanjutan berbasis data dan teknologi.

Di masa kini, penggunaan kecerdasan buatan sangat erat kaitannya dengan para pelajar. Mulai dari siswa maupun mahasiswa, siapa yang tidak tahu dengan kecerdasan buatan? Bagi para pelajar, Kecerdasan buatan bukan hanya alat untuk membantu menjawab soal, tetapi juga alat yang harus dipahami bagaimana cara menguasai penggunaan suatu teknologi. Namun, yang pasti kita semua ketahui, tidak ada sesuatu yang sempurna.

Kecerdasan buatan memiliki dampak positif maupun negatif.

Dampak Positif

  • Bisa menjadi peluang bagi para pelajar untuk mengakses materi, video pembelajaran,  tutor virtual, sumber belajar yang tidak terbatas dari mana saja dan juga membantu hemat waktu dalam mencari referensi.
  • Penyesuaian dengan individu, yang dimana kecerdasan buatan dapat memahami kecepatan seorang individu saat belajar maupun dalam memahami materi. Materi yang disajikan pun sesuai dengan kebutuhan individu tersebut.
  • Dapat memberikan umpan balik secara real-time sehingga memungkinkan untuk membantu menilai, memperbaiki dan mengidentifikasi kesalahan yang dilakukan saat mengerjakan tugas, esai, atau kuis.                                                                          

Dampak Negatif

  • Melemahnya pemikiran kritis pelajar dikarenakan keinginan instan dalam mengerjakan tugas, hal ini mmembuat hilangnya proses belajar yang berharga, karena hanya berfokus dengan keinginan untuk cepat selesai yang kemudian melemahkan pemikiran dalam berpikir kritis, menganalisa dan memecahkan masalah.
  • Terbatasnya pemikiran-pemikiran kreatif karena kebergantungan dengan kecerdasan buatan, karena merasa mempunyai "jalan pintas". Penggunaan kecerdasan buatan membantu memberikan pemikiran kreatif yang sangat cepat, menjadikan solusi adalah kebutuhan utama. Maka dari itu hilang sudah pemikiran kreatif, proses penemuan, eksplorasi yang dapat mendorong pemikiran unik dan orisinal.
  • Kecerdasan buatan bisa memicu terjadinya plagiarisme dan hal-hal curang lainnya, apalagi jika tidak ada aturan yang jelas, penggunaan kecerdasan buatan bisa merusak kejujuran akademik.

Lalu bagaimana tindakan yang dapat dilakukan dalam menghadapi dampak-dampak yang ada?

Penguatan literasi digital. Pelajar diajarkan untuk menggunakan kecerdasan buatan dengan sewajarnya saja, tidak membatasi tapi digunakan secara kritis dan beretika dengan tanggung jawab moral dalam penggunaannya bukan hanya tahu mengoperasikan saja, sehingga muncul kebijaksanaan dalam penggunan teknologi.

Memahami bahwa kecerdasan buatan itu terbatas. Kecerdasan buatan dapat membantu tetapi informasi yang diberikan bukanlah sumber kebenaaran yang akurat, masih diperlukan riset data dan fakta yang mendalam. Tidak seperti halnya manusia, yang memiliki perasaan, emosi, pertimbangan moral dan kreativitas yang bisa dikembangkan. Pemikiran manusia mampu melampaui ide-ide kecerdasan buatan.

Maka dari itu, di era society 5.0 adalah peradaban baru dengan inovasi teknologi yang diseimbangkan dengan kesejahteraan manusia. Dengan adanya era digitalisasi ini, pastinya kita tidak terhindar dari penggunaan kecerdasan buatan ini. Kecerdasan buatan sama seperti dua sisi mata uang yang  berbeda yang dimana satu sisi efisiensi belajar namun sebaliknya mengancam penalaran kritis dan pemikiran ide-ide kreatif, serta kecurangan, ketidakjujuran dalam akademik jika disalahgunakan. Intinya, bukan pada seberapa canggih teknologi kecerdasan buatan ini kita miliki, tetapi bagaimana etika dalam menggunakannya.

Dalam menghadapi tantangan canggihnya teknologi masa ini sangat diperlukan kebijaksanaan dan kesadaran oleh tiap individunya. Generasi masa kini harus dapat memposisikan diri sebagai pemimpin teknologi dengan dapat menguasai penggunaanya bukan hanya menjadi pengguna pasif berharap mendapat solusi instan. Dengan literasi dan penguasaan dalam menggunakan inovasi teknologi, kecerdasan buatan dapat menjadi alat bantu yang mencetak individu cerdas, adaptif, siap dalam memecahkan masalah di dunia nyata.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun