Mohon tunggu...
Aura Adinda
Aura Adinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

saya menyukai olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Tiga Fondasi Ajaran Islam dalam Keilmuan Seorang Da'i

27 Mei 2024   19:12 Diperbarui: 27 Mei 2024   19:19 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jikalau melihat 3 pokok ajaran Islam yakni akidah, syariah dan akhlak, kelak keilmuan seorang da'i menaungi ketiga ajaran pokok Islam tersebut, yang kemudian ketiganya kerap disebut dengan 3 dasar pesan dakwah. Pertama, keilmuan berkaitan dengan keyakinan atau iman. Berbeda dengan tauhid (mengesakan Allah), akidah merupakan bagian dari tauhid. Akidah memiliki arti yang lebih luas daripada tauhid. Keimanan kepada Allah, rasul-Nya, kitab-Nya, malaikat, hari akhir, dan takdir adalah bagian dari akidah. Di dalam Islam, selama ini telah dikenal adanya sejumlah aliran dalam Islam seperti Khawarij, Mu'tazilah, Asy'ariyah, Maturudiyah, Wahabiyah dan lain-lain. Namun dari sisi tauhid, aliran dan Islam ialah sama-sama mengesakan Allah. Tetapi berbeda pandangan dari sisi akidah. Seorang da'i setidaknya harus memahami mazhab yang diikutinya, tokoh-tokoh nya dan pendapat mazhab tersebut. Contohnya tentang perbuatan Allah dan manusia. Masing-masing memiliki serangkaian klaim lengkap tentang alam, surga, neraka, dll. Idealnya, seorang dai bisa melihat perbedaan dan persamaan antar denominasi. 

Oleh karena itu , seorang da'i mesti menggali Al-Qur'an serta ilmu tafsir, hadist dan ilmu hadits, sejarah, pertumbuhan serta perkembangan teologi dan Islam. Di sisi  mempunyai wawasan tentang manhaj, madzhab, ormas dan partai baik persamaan maupun perbedaan masing-masing. Kedua, studi terkait syariah. Syariah dan fikih tidak sama dalam situasi ini. Fikih adalah hasil ijtihad ulama tentang hukum Islam yang berasal dari al-Quran dan Sunah, sementara Syariah adalah hukum Islam yang murni yang berasal dari al-Quran dan Sunah dan tidak dihasilkan dari hasil ijtihad. Seorang dai harus menguasai al-Qur'an, hadits Nabi, dan literatur fikih kontemporer, klasik, dan pertengahan. Dalam hal ini, fikih, syariah, dan ibadah berbeda.Fikih termasuk ibadah. 

Oleh karena itu, fikih ibadah, fikih muamalah, fikih politik, dan lain-lain dibahas dalam literatur. Ketiga, ilmu pengetahuan berkaitan dengan moralitas. Tasawuf adalah tentang perilaku batin, sedangkan akhlak adalah tentang perilaku lahir. Seorang dai harus dapat membedakan antara akhlak yang baik dan yang buruk. Idealnya, seorang da'i dapat memposisikan dirinya dalam ranah keimanan (mazhab kalam), syariah (mazhab fiqh), dan akhlak (tasawuf). Sebagai ilustrasi, seorang da'i menunjukkan proses berpikir yang dinamis dan terus berkembang yang berakar pada teologi Asy'ariyah, keterhubungan yang kuat dengan ajaran mistik tasawuf moral Al-Ghazali, dan pendekatan rasional dan yuridis terhadap masalah hukum, yang bersumber dari prinsip-prinsip hukum. 


Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun