Mohon tunggu...
A.RN
A.RN Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

13 Agustus, Hari Kidal Sedunia dan Memori Traumatis Sejak Kecil

13 Agustus 2019   19:33 Diperbarui: 13 Agustus 2019   22:36 494
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menggunakan gunting, menulis di bangku kuliah (arm-chair), menggunakan mouse, dan pulpen. Semua didesain untuk tangan kanan. Jika orang kidal bekerja di industri, tentu terlalu berisiko dan rentan dengan kecelakaan kerja.

kursi sekolah dan kampus yang menyulitkan orang kidal (sumber foto: change.org)
kursi sekolah dan kampus yang menyulitkan orang kidal (sumber foto: change.org)
Pernah bilang bahwa orang kidal tidak sopan?

Rupanya ini membuat orang kidal merasa bersalah. Perihal etika, budaya, dan agama bahkan masih menjadi obrolan hangat di grup WA sesama anggota Kidal.

Doktrin bahwa tangan kiri itu buruk, tidak berkah, dan tangan setan, sudah cukup membuat orang kidal sulit memahami dirinya. Rasa cemas dan takut kerap kali muncul ketika melakukan sesuatu.

Sudah menjadi pusat perhatian, dianggap buruk pula attitude-nya! 

Baca juga: Budaya 'Tangan Bagus' Di Negara Kita Merugikan Orang Kidal

Terkadang, terlahir kidal seribet itu. Tapi tergantung juga di mana seorang kidal dibesarkan, apakah dia dibesarkan dalam lingkungan yang suportif atau lingkungan yang menyalahkan keberadaannya.

Di hari ini, International Left Handers Day, orang kidal bisa berbangga bahwa mereka bisa menghadapi tantangan dan mampu beradaptasi di dunia yang didominasi kanan.

Perayaan ini juga bisa mengenang perlakuan-perlakuan orang yang tidak mengenakkan terhadap dirinya. Seperti disalahkan/diolok karena kidal. Tentu, kita bisa beranggapan bahwa perilaku tersebut adalah diskriminatif.

Memori Traumatis 

Sekolah, masih saja direpotkan oleh kasus pem-bully-an. Merasa tidak hentinya kita mendengar berita kasus bully yang disebabkan oleh berbagai hal.

Biasanya menimpa siswa yang bertubuh gemuk, pemalu, berkulit hitam, yang terendah secara prestasi, dan penganut agama minoritas. Mereka diejek oleh sesama teman kelasnya.

Kasus bully ini langsung mendapat perhatian, melibatkan guru dan orangtua siswa. Bahkan jika itu adalah pelanggaran berat, menjadi isu masyarakat dan media menyebarkannya dengan luas.

Tapi bagaimana bila yang mem-bully adalah guru kita sendiri?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun