Mohon tunggu...
Auliya Rahma Zain
Auliya Rahma Zain Mohon Tunggu... Mahasiswi

Saya adalah mahasiswi dari Universitas Brawijaya dengan fokus dan minat yang mendalam dalam bidang kepenulisan. Sepanjang perjalanan akademik saya, saya aktif menulis berbagai artikel yang telah dipublikasikan di sejumlah situs, yang mencakup topik-topik mulai dari sastra, pendidikan, hingga isu-isu sosial. Saya berkomitmen untuk terus mengasah keterampilan menulis saya dengan mengikuti berbagai kegiatan dan proyek yang relevan, serta berkontribusi dalam pengembangan dunia literasi. Dengan tekad untuk memperdalam pengetahuan dan pengalaman di bidang ini, saya berambisi untuk menginspirasi dan memberikan dampak positif melalui karya-karya yang saya hasilkan.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Kenapa Harus Cepat-Cepat Sukses?

16 Mei 2025   14:14 Diperbarui: 16 Mei 2025   18:18 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI | FREEPIK

Pernah nggak sih, kamu merasa seperti tertinggal?
Saat teman-teman mulai bekerja di perusahaan besar, ada yang lanjut S2 ke luar negeri, ada yang jadi content creator dengan ribuan followers, bahkan ada yang sudah buka usaha sendiri dan bisa gaji karyawan, sementara kamu masih di kamar, memandangi layar laptop, overthinking tentang arah hidup yang belum juga jelas. Dan kamu mulai bertanya ke diri sendiri: Aku salah langkah? Atau aku yang terlalu lambat?

Pertanyaan itu datang lagi dan lagi. Terutama saat media sosial menyodorkan "kesuksesan" orang lain dengan begitu mudah. Kita melihat highlight orang lain setiap hari: pencapaian, postingan pamer kerjaan, potret kebahagiaan, testimoni keberhasilan. Lama-lama, kita mulai merasa, "Aku harus segera jadi sesuatu. Aku harus cepat-cepat sukses."

Tapi... siapa sebenarnya yang menetapkan bahwa kita harus sukses secepat mungkin?

Apakah sukses di usia muda adalah satu-satunya bentuk pencapaian? Apakah hidup ini kompetisi siapa paling cepat jadi 'apa-apa'? Apa artinya jadi 'terlambat'? Dan, kenapa kita begitu takut untuk terlihat biasa-biasa saja?

Terjebak dalam Kecepatan yang Bukan Milik Kita

Sebagian besar dari kita dibesarkan dengan target-target sosial yang tidak pernah benar-benar kita pilih sendiri. Kita tumbuh dalam budaya pembanding. Sejak kecil kita ditanya ranking berapa, kuliah di mana, kerja di mana, gaji berapa, dan sekarang sukses di usia berapa. Semuanya diukur dengan standar yang seragam, padahal hidup tiap orang sangat berbeda.

Kita seperti sedang duduk di kereta, melihat penumpang lain turun lebih dulu di stasiun tujuan mereka. Lalu kita panik. Padahal kita lupa, setiap orang punya stasiun yang berbeda. Kita lupa bahwa lambat bukan berarti tidak bergerak. Kita lupa bahwa "terlambat" adalah definisi yang hanya berlaku jika semua orang punya arah yang sama.

Padahal enggak. Ada yang memang ingin kerja kantoran. Ada yang ingin jadi freelance. Ada yang memilih mengabdi ke desa. Ada juga yang masih mencari-cari arti hidup dan sedang bingung. Dan itu wajar.

Cepat Sukses Belum Tentu Bahagia

Kita perlu hati-hati dengan keinginan untuk "cepat sukses". Kadang, itu bukan karena kita tahu ke mana tujuan kita, tapi karena kita takut dilihat nggak jadi apa-apa. Takut dibanding-bandingkan. Takut mengecewakan keluarga. Takut dibilang hidupnya stagnan.

Namun sukses yang dipaksa dari rasa takut sering kali melelahkan. Kita memaksa diri untuk mencapai sesuatu demi validasi, bukan karena itu benar-benar mimpi kita. Kita memaksakan pencapaian demi meredam tekanan sosial, padahal hati kecil kita belum siap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun