Siang itu, suasana ruang guru SMP Negeri 1 Kemuning terasa berbeda. Hangat, bukan hanya karena matahari yang menembus jendela kayu, tapi karena semangat kolaborasi yang tumbuh dari hati para pendidik.
Selesai melakukan pengawasan UAS kelas 9, kami tak langsung pulang. Laptop dibuka, dokumen disiapkan, dan secangkir air putih menjadi teman setia diskusi kami. Saya berkesempatan mendampingi Kepala Sekolah, Bendahara, dan para guru dalam menelaah Rapor Pendidikan Tahun 2025.
Menggali Makna dari Data
Apa yang kami bahas? Segalanya. Dari capaian yang sudah baik hingga indikator yang masih perlu kita tingkatkan, khususnya pada aspek iklim sekolah yang sehat, aman, dan mendukung perkembangan peserta didik.
Diskusi ini bukan rapat formal, tapi lebih seperti ruang refleksi bersama. Kami duduk melingkar, saling bertukar pandangan, dan mencoba memahami data secara utuh. Tidak sekadar angka, tapi sebagai cermin perjalanan sekolah. Data digunakan sebagai bahan untuk melihat ke belakang sekaligus menyiapkan langkah ke depan.
Semangat Perubahan dari Dalam Sekolah
Yang paling membahagiakan adalah melihat antusiasme para guru. Ada keinginan kuat untuk terus belajar dan berubah. Rapor Pendidikan tidak lagi dianggap sebagai beban evaluasi, melainkan sebagai panduan untuk bertumbuh bersama. Inilah yang kita harapkan: perubahan yang tumbuh dari kesadaran internal, bukan dari tekanan eksternal.
Menumbuhkan Budaya Reflektif dan Kolaboratif
Bagi saya pribadi, momen seperti ini adalah bukti bahwa perubahan di sekolah dimulai dari ruang-ruang kecil. Dari niat baik, dialog jujur, dan kerja sama yang tulus. Saat para pendidik merasa memiliki peran dalam proses perubahan, maka lahirlah budaya reflektif dan kolaboratif yang menjadi fondasi sekolah yang sehat.
Sebagai pengawas sekolah, saya merasa bangga melihat bagaimana guru dan kepala sekolah di SMPN 1 Kemuning membuka diri untuk terus tumbuh. Refleksi ini bukan hanya tentang mengevaluasi, tapi tentang menumbuhkan harapan dan menemukan arah baru yang lebih baik. Saya percaya, ketika sekolah mau mendengar dan belajar dari dirinya sendiri, maka masa depan pendidikan kita akan lebih cerah. Kepala sekolah bahkan menyampaikan bahwa kegiatan ini membuka ruang berpikir yang lebih luas, karena data dalam rapor membuat mereka lebih mudah menetapkan prioritas dan menyusun langkah-langkah konkret perbaikan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Inilah bentuk nyata dari kepemimpinan pembelajaran yang partisipatif dan berbasis data.
Terima kasih atas sambutan hangat dan semangat luar biasa dari keluarga besar SMPN 1 Kemuning. Mari terus bergerak, bukan karena kewajiban, tetapi karena cinta pada dunia pendidikan.