Mohon tunggu...
Auliya Nur Inayah
Auliya Nur Inayah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Untirta.

“Don’t give up when you still have something to give. Nothing is really over until the moment you stop trying” - Brian Dyson

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keterkaitan KH Samanhudi dengan Sarekat Dagang Islam

3 November 2021   00:59 Diperbarui: 3 November 2021   01:16 1188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
H. Samanhudi /direktoratk2krs.kemensos.go.id

Biografi Singkat KH. Samanhudi

Kyai Haji Samanhudi atau biasa dikenal dengan KH. Samanhudi merupakan salah satu Pahlawan Nasional. Beliau lahir pada tanggal 8 Oktober 1878 di Surakarta, Jawa Tengah. Ia merupakan pendiri dari Sarekat Dagang Islam (1905). 

Sebelum mendirikan SDI, Samanhudi pada saat sekolah hanya mendapatkan pendidikan hingga Sekolah Dasar Bumi Putera (Inlandshe School) dan Sekolah Bumi Putera kelas satu (Eerste Inlandshe School). Kemudian beranjak dewasa, ia menikahi seorang putri dari KH. Bajuri bernama Siti Suginah dan menghasilkan enam putra-putri. 

1904, Samanhudi melaksanakan ibadah haji, dalam perjalannnya itu ia banyak berkenalan dengan kaum pergerakan disana hingga saat pulang haji ia berniat untuk membuat sebuah organisasi sederahan yang akhirnya bernama Mardhi Budhi dengan tujuan mengumpulkan saudagar kaya untuk turut andil dalam melakukan kegiatan sosial dengan memberikan bantuan kepada keluarga tak mampu. 

Selain itu, Samanhudi juga memperdalam agama islam di beberapa pondok pesantren di Jawa. Setelah itu ia pulang ke Surakarta dan melanjutkan bisnis keluarganya yang kemudian membuat ia dikenal oleh banyak orang sebagai saudagar yang memiliki pengaruh di Laweyan, Surakarta. 

Hubungan KH. Samanhudi dengan Sarekat Dagang Islam

Setelah membentuk perkumpulan Mardhi Budhi, Samanhudi membentuk pula Rekso-Roemekso atau perkumpulan ronda dimana untuk mengantisipasi pencurian kain batik saat dikeringkan juga menghadapi persaingan dari para pedagang china. Setelah itu, Rekso-Roemekso beralih nama menjadi Sarekat Dagang Islam. 

Sarekat Dagang Islam awal mulanya adalah perkumpulan para pedagang yang berlandaskan pada agama islam yang dibangun oleh KH. Samanhudi pada tahun 1905 dengan tujuan awal yang hampir sama dengan Rekso-Roemekso, yaitu agar pedagang muslim mampu bersaing dengan para pedagang china, tetapi karena china lebih maju dan memiliki status tinggi di warga Hindia Belanda sehingga menimbulkan perspektif sosial berbeda untuk warga pribumi yang biasa disebut dengan Inlander. 

Dibawah pimpinan dari Samanhudi, SDI berkembang dengan pesat dimana menjadi perkumpulan yang berpengaruh hingga menjadikannya memiliki kelompok-kelompok yang serupa dengan SDI. 

Setelah Samanhudi digantikan oleh Tjokoaminoto sebagai pimpinan dari Sarekat Dagang Islam tetapi kemudian bergati nama menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini dibuat agar SI ini tidak hanya berfokus pada bidang ekonomi saja tetapi politik juga. Kemudian, berjalannya waktu SI ini diberi pengakuan sebagai badan hukum (1916). 

Setelah pemerintah memperbolehkan untuk membuat partai politik saat itulah Sarekat Islam (SI) berganti menjadi partai politik juga mengiriminkan wakilnya, yaitu HOS Tjokroaminoto ke Volksraad tahun 1917. Tetapi, HOS Tjokroamonoto keluar dar Volksraad kaarena menurutnya Volksraad ini dianggap sebagai boneka belanda yang mana hanya mementingkan urusan penjajahan di Hindia tetapi mengabaikan hak-hak dari kaum pribumi. 

Akhir Hayat KH. Samanhudi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun