Donald J. Trump yang merupakan Presiden Amerika Serikat kembali menjadi perbincangan dunia internasional, hal tersebut terjadi setelah pernyataannya yang dinilai kontroversial. Trump menyatakan akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10 persen kepada negara-negara pendukung kebijakan BRICS yang dianggap menggunakan prinsip ekonomi "anti-Amerika".
Tidak ada terkecuali bagi negara-negara yang sejalan dengan prinsip BRICS, tarif tersebut akan otomatis mengenai mereka. Pernyataan tersebut disampaikan oleh Trump melalui media Truth Social dan dipertegasnya dalam pertemuan bersama tim kabinet ekonomi di Washington.
"Any country aligning themselves with the anti-American policies of BRICS will be charged an additional 10% tariff. There will be no exceptions to this policy," tulis Trump dalam unggahanya di Truth Social yang dikutip Reuters, 8 Juli 2025.
Pada awalnya BRICS hanya beranggotakan lima negara saja, yaitu Brasil, India, Tiongkok, Rusia, dan juga Afrika Selatan. Kini BRICS telah berkembang cukup cepat dengan masuknya beberapa negara seperti Indonesia, Mesir, dan Uni Emirat Arab. Organisasi ini semakin aktif dalam mengupayakan sistem kesetaraan ekonomi antar anggotanya dengan mengurangi ketergantungan pada dolar AS, hal inilah yang membuat Amerika Serikat merasa terancam.
Setelah Trump mengeluarkan pernyataan tersebut, keadaan pasar global langsung bergejolak. Bahkan hal tersebut mempengaruhi mata uang rand Afrika Selatan yang dilaporkan langsung melemah sekitar 1 persen terhadap dolar AS, semua ini terjadi hanya beberapa jam setelah pernyataan tersebut dipublikasikan (Reuters, 7 Juli 2025). Hal ini merupakan sebuah bukti bahwa terdapat kecemasan pasar terhadap adanya perang dagang global.
KTT BRICS 2025 baru saja digelar di Rio de Janeiro, Brasil. Presiden Luiz Incio Lula da Silva, yang merupakan tuan rumah menanggapi pernyataan yang disampaikan oleh Trump dengan keras. Lula menyatakan bahwa segala pernyataan dari Trump merupakan bentuk "mentalitas kekaisaran" yang tidak mencerminkan semangat kerja sama global.
"Sejatinya BRICS dibentuk bukan sebagai forum anti-Amerika. Kami mendorong adanya kesetaraan global, bukan konfrontasi," tegas Presiden Brasil Luiz Incio Lula da Silva dalam konferensi pers usai KTT , sebagaimana dikutip oleh AP News, 7 Juli 2025.
Sementara itu, hingga saat ini pemerintah Indonesia belum juga memberikan pernyataan resmi terkait adanya ancaman yang dinyatakan oleh Trump in. Posisi Indonesia dinilai cukup kompleks, hal tersebut dikarenakan Indonesia baru saja menjadi bagian dari BRICS ini dan disisi lain Indonesia juga harus tetap menjaga hubungan baiknya dengan Amerika Serikat.
Beberapa analisis dunia menilai bahwa adanya permasalahan ini akan sangat mempengaruhi pasar global. Dalam konteks hubungan internasional, ancaman yang dikeluarkan oleh Trump ini merupakan bukti bahwa di bawah pemerintahan Trump, Washington lebih menekankan pendekatan yang bersifat unilateralisme dan proteksionisme.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI