Mohon tunggu...
Aulia Maulidya
Aulia Maulidya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Jember

Peserta KKN UNEJ Back To Village 3 Kelompok 77 DPL : Cempaka Paramita, S.E., M.Sc.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KKN BTV 3 UNEJ Edukasi Petani Menyulap Limbah Sayuran Pasar Menjadi Produk Liquid Biofertilizer

27 Agustus 2021   21:25 Diperbarui: 27 Agustus 2021   22:41 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KKN BTV 3 UNEJ Edukasi Petani Menyulap Limbah Sayuran Pasar

Bogor, Kompasiana (27/08/2021) – KKN Back To Village 3 Universitas Jember mendampingi petani Desa Sipak, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor dengan memberikan edukasi terkait pembuatan Liquid Biofertilizer (Pupuk Organik Cair) dari limbah sayuran pasar.

KKN BTV 3 adalah kegiatan pengabdian masyarakat yang dilaksanakan mahasiswa Universitas Jember sebagai upaya implementasi Tri Dharma perguruan tinggi. Progam KKN dengan tema “Back To Village” dilaksanakan secara individu di tempat tinggal masing-masing dengan harapan dapat meminimalisir penyebaran virus Covid-19 serta membantu masyarakat dengan mengangkat permasalahan dan potensi yang ada di kampung halaman.

Berawal dari dan keresahan petani Desa Sipak akibat terjadinya kelangkaan pupuk bersubsidi dan melimpahnya sampah sayuran di Pasar Tradisional-Modern Jasinga yang belum termanfaatkan, Aulia Maulidya selaku mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ dengan didampingi dosen pembimbing lapang (DPL) Ibu Cempaka Paramita, S.E., M.Sc., mengajak petani Desa Sipak untuk menyulap limbah sayuran pasar menjadi Liquid Biofertilizer.Pelatihan pembuatan Liquid Biofertilizer ini dilaksanakan berdasarkan hasil wawancara mengenai permasalahan yang dialami oleh sebagian besar petani Desa Sipak, yaitu kekurangan input pupuk untuk tanaman budidayanya. 

“Pada masa pandemi sekarang ini kami para petani juga terkena dampaknya. Selain pengeluaran biaya hidup yang tinggi, saya juga kesulitan untuk membeli pupuk kimia karena kurangnya modal dan harganya pun  mahal” Ujar Bapak Armin, petani Desa Sipak.

Berdasarkan permasalahan tersebut, Aulia berinisiasi untuk mendampingi pak Armin dalam membuat Liquid Biofertilizer dari limbah sayuran yang tentunya dengan biaya yang terjangkau. Liquid Biofertilizer adalah pupuk organik berbentuk cair yang berasal dari proses pembusukan atau fermentasi bahan-bahan organik sisa tanaman maupun kotoran hewan. Liquid Biofertilizer dari limbah sayuran mengandung berbagai unsur hara makro dan mikro yang sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Selain itu, Liquid Biofertilizer dari limbah sayuran aman bagi lingkungan dan cara pembuatannya pun praktis.

Pembuatan Liquid Biofertilizer ini dilaksanakan sosialisasi dan pelatihan sebanyak 4 kali. Sosialisasi dilakukan dengan penyampaian materi dan diskusi bersama petani mitra mengenai pengertian, manfaat, keunggulan, serta cara pembuatan Liquid Biofertilizer. Kegiatan sosialisasi langsung dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan agar petani tidak lupa mengenai teori dan cara prakteknya. Kegiatan pelatihan terdiri dari pelatihan pembuatan wadah komposter Aerob dari limbah ember plastik, pembuatan Liquid Biofertilizer dari limbah sayuran, aplikasi Liquid Biofertilizer di lahan budidaya, serta pengemasan dan pelabelan produk Liquid Biofertilizer dari limbah sayuran, dengan harapan petani dapat mengembangkan produknya untuk dikomersialkan.

whatsapp-image-2021-08-23-at-2-47-58-pm-3-6128ef0531a28732aa43b732.jpeg
whatsapp-image-2021-08-23-at-2-47-58-pm-3-6128ef0531a28732aa43b732.jpeg
Gambar 1. Sosialisasi pembuatan Komposter Aerob dan Liquid Biofertilizer dari limbah sayuran

Pelatihan pembuatan Liquid Biofertilizer dari limbah sayuran dengan bahan yang mudah didapatkan seperti limbah sayuran, EM4, gula merah, dan air cucian beras. Alat yang dibutuhkan yaitu Komposter Aerob dan pisau. Cara pembuatannya dimulai dengan membuat molase dengan melarutkan gula merah 500 g ke dalam 500 ml air. Campurkan minimal 10 ml EM4 dan molase ke baskom air cucian beras. Langkah selanjutnya mencacah sayuran yang telah dipilah dan masukkannya ke dalam komposter. Aduk dengan menambahkan campuran air cucian beras dan tutup komposter dengan rapat. Jangan lupa lakukan pengamatan secara rutin dan dapat menambahkan campuran air cucian beras, EM4, dan molase agar mempercepat proses fermentasi. Fermentasi dilakukan minimal 7 hari hingga tercium bau seperti tape yang menandakan Liquid Biofertilizer siap untuk diaplikasikan pada berbagai jenis tanaman sayuran maupun tanaman hias.

whatsapp-image-2021-08-27-at-8-52-50-pm-6128ef1831a287396115bc04.jpeg
whatsapp-image-2021-08-27-at-8-52-50-pm-6128ef1831a287396115bc04.jpeg
Gambar 2. Pelatihan pembuatan Komposter Aerob dan Liquid Biofertilizer dari limbah sayuran

“Terimakasih kepada mahasiswa KKN BTV 3 Universitas Jember untuk sosialisasi dan pelatihan pembuatan Komposter Aerob dan Liquid Biofertilizer dari limbah sayuran. Pembuatannya mudah dan tidak perlu banyak modal, juga sangat bermanfaat untuk mengatasi permasalahan lahan cabai milik saya. Semoga saya bisa mengajak teman-teman saya untuk mengembangkan produk ini” ujar Bapak Armin, petani Desa Sipak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun