Mohon tunggu...
Aulia DinaOktavia
Aulia DinaOktavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

let it flow

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ideologi dan Utopia Karl Mannheim

16 September 2021   23:25 Diperbarui: 16 September 2021   23:30 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Aulia Dina Oktavia (20107020006)

Sosiologi A


Ideologi dan Utopia Karl Mannheim

Karl Mannheim telah memberikan kontribusi dalam bidang sosiologi budaya, pengetahuan sosiologis, teori ideologi dan relasionalisme. Mannheim merupakan sosiolog pengetahuan yang berkebangsaan Jerman pada abad ke-20. Mannheim lahir di Budapest, Hongaria, pada tanggal 27 Maret 1893. Mannheim lahir dari keluarga Yahudi kelas menengah, dimana ibunya berkebangsaan Jerman dan ayahnya merupakan seorang Hungaria yang bekerja sebagai produsen tekstil. Tokoh yang berpengaruh terhadap pemikiran Mannheim adalah Karl Marx, Max Weber, Simmel, George Lukacs, Alfred Weber, dan Max Scheler. Mannheim menempuh pendidikan di Universitas Budapest, Berlin, Paris, dan Heidelberg. Mannheim memperoleh gelar doktor pada bidang filsafat dalam Universitas Budapest. 

Pada 1914, ia menghadiri kuliah Georg Simmel dan mulai aktif di awal abad ke-20.  Pada tahun 1920, ia memiliki afenitas pada sosiologi. Tahun 1921, ia menikah dengan seorang wanita yang bernama Juliska Karolyne Lang atau lebih dikenal dengan nama Julia Lang. Tahun 1924, ia mulai bekerja dibawah sosiolog Jerman yang bernama Alfred Weber. Tahun 1926, ia mulai mengajar kelas sosiologi di Universitas Heidelberg. Tahun 1929-1933 ia menjabat sebagai professor sosiologi dan ekonomi. 

Pada periode tersebut mannheim mulai produktif dan semangat dalam mempelajari akar budaya.  Tahun 1941, direktur dari Institut Pendidikan yang bernama Sir Fred Clarke yang  berada di London mengundang Mannheim untuk mengajar sosiologi. Tahun 1946, ia diangkat menjadi professor sosiologi pertama di Institut Pendidikan sampai ia meninggal di London pada tanggal 9 Januari 1947. 

Sebelum Mannheim meninggal, ia diundang untuk menjadi kepala Unessco. Selama di London, Mannheim memiliki kelompok diskusi Kristen dan berperan aktif dalam “The Most”. Karya-karya Mannheim diantaranya Ideology and Utopia (1929), Man and Socienty In an Age Reconstruction (1940), dan Diagonis of Our Time (1943).

Saya mengenal teori dari Mannheim yang berkaitan dengan asosiasi pemikiran, gagasan, ide dari buku Ideology and Utopia (1929). Buku ini menjelaskan mengenai ideologi yang diartikan sebagai keyakinan, nilai, perangkat atau metode untuk mencapai suatu tujuan. Ideologi juga diartikan sebagai pemikiran yang mendasar pada seseorang baik kelompok, bangsa maupun negara untuk mencapai tujuannya. Sedangkan utopia diartikan sebagai suatu kondisi di masyarakat yang menginginkan kondisi yang sangat sempurna dengan berbagai gagasan dan elemen masyarakatnya yang terlihat damai dan tentram, tetapi kondisi masyarakat yang seperti itu akan sulit untuk diciptakan, karena sebagian orang menilai bahwa utopia merupakan sebuah mimpi belaka yang dapat merusak tatanan sosial yang ada dan jauh dari realita. 

Dalam pemahaman saya, utopia merupakan kebalikannya dari ideologi, yaitu bersifat irasional atau tidak masuk akal. Mannheim mensejajarkan ideologi dan utopia, karena Mannheim melihat ideologi dan utopia seperti dua sisi mata uang. 

Ketika kita membahas mengenai ideologi atau keyakinan, terdapat pandangan atau argumen dari orang lain yang berusaha untuk melemahkan ideologi atau keyakinan tersebut. Ketika kita membahas mengenai ideologi tentunya akan mengarah kepada politik. Ideologi dan utopia merupakan dua hal yang sama-sama menginginkan kesempurnaan.  Utopia lebih pada angan angan atau mimpi belaka saja untuk mencapai suatu tujuan. 

Mannheim menganalisis sebuah pengetahuan dalam masyarakat tidak timbul secara obyektif, ia menjelaskan bahwa pengetahuan dapat terjadi karena keadaan sosialnya yang berbeda, bahwa masyarakat dengan tatanan yang berbeda, waktu yang berbeda, wilayah yang berbeda tentunya akan menghasilkan pemikiran yang berbeda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun