La Tahzan (edisi Indonesia : La Tahzan; Jangan Bersedih!) merupakan sebuah buku fenomenal karya Dr. 'Aidh Al-Qarni. Sejak pertama diterbitkan, 2001, buku ini bertahan selama dua tahun menjadi buku terlaris di dunia dan telah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa.Â
Buku yang disajikan dengan petikan-petikan syair arab kuno maupun modern, filosofi dari tokoh-tokoh terkemuka dari negeri timur hingga barat, pengalaman dan 'ibrah, hingga sudut pandang terhadap suatu permasalahan yang mampu diselesaikan bedasarkan hadits dan ayat-ayat Al-Qur'an mampu membawa kita kedalam nuansa pikir yang begitu jernih.
Bicara tentang penulis, Dr. 'Aidh Al-Qarni adalah penulis yang paling produktif di Saudi Arabia. Beliau merupakan seorang hafidz qur'an sekaligus doktor dalam bidang hadits dan syair-syair arab. Yang tidak banyak diketahui, Al-Qarni melahirkan sebagian (sekitar 100 halaman) dalam buku La-Tahzan dari balik penjara atas tuduhan yang tidak berdalil dan sebagiannya lagi diselesaikan setelah keluar dari penjara. Selain menghafal Al-Qur'an (yang menjadi syarat mutlak mahasiswa Saudi Arabia), beliau juga menghafal kitab hadits Bulughul Maram dan menguasai 5000 hadits serta lebih dari 10.000 bait syair Arab kuno hingga modern.
Buku La Tahzan memiliki tebal 567 halaman dan disajikan dalam perspektif yang mampu disesuaikan oleh segala latar belakang pembaca. Sama seperti saat membaca buku-buku best seller dunia semisal, The Magic of Thinking Big karya David J. Schwart ataupun Speech Can Change Your Life Karya Dorothy Sarnoff, yang menyajikan tips-tips berpengaruh dalam sudut pandang duniawi. Buku La-Tahzan hadir dengan tips-tips berpengaruh bukan hanya pada skala duniawi namun juga ukhrawi.
Sama seperti makna La Tahzan yang berarti Jangan Bersedih, buku ini menyajikan resep untuk selalu berbahagia. Mulai dari menerima qada dan qadar hingga tips-tips menjadi orang paling berbahagia dikupas secara rapi dan apik. Lembar demi lembarnya juga mampu memberikan tamparan yang dapat menjadi sebuah refleksi diri untuk menjadi pribadi yang lebih baik kedepannya. Dapat dikatakan pula buku ini merupakan sebuah obat bagi kita yang sering dilanda kesedihan, kegundahan, hingga sering merasa tertekan bahkan depresi.
Bagi saya, membaca buku La Tahzan dapat memberikan nutrisi-nutrisi sehat untuk jiwa. Pengalaman dan 'ibrah, ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits, serta syair-syair arab yang disajikan mampu sejenak memberikan refleksi pikiran yang banyak mengajarkan tentang bagaimana menjadi manusia yang senantiasa bahagia dengan apa adanya. Buku ini banyak menemani saya dalam berproses. Seakan buku ini yang menjadi reminder bagi saya saat sedang dilanda musibah maupun jatuh saat menerima takdir-takdir yang baru saja hadir.
Nah, berikut ini merupakan kutipan-kutipan dalam buku La-Tahzan paling favorit,
"Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan memupuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Al-Qur'an, setiap kali usai menerangkan suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, "Itu adalah umat yang lalu". Begitulah ketika suatu perkara habis, maka selesai pula urusannya. Dan tidak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah." (hal. 5)
"Lihatlah, betapa banyak sarjana atau doktor yang tidak dapat memberi kontribusi, pemikiran, dan pengaruh bagi masyarakatnya. Namun sebaliknya; tidak sedikit manusia yang ilmu dan kemampuannya sangat terbatas justru mampu membangun sungai yang senantiasa mengalirkan manfaat, kebaikan dan kemakmuran bagi sesama manusia." (hal 43)
"Buku adalah sesuatu yang jika Anda pandang maka akan memberikan kenikmatan yang Panjang, dia akan menajamkan kemampuan intelektual, membuat lidah tidak kelu dan membuat ujung jemari semakin indah. Dia akan memperkaya ungkapan-ungkapan Anda, akan menenangkan jiwa, dan akan mengisi dada." (hal 128)