Mohon tunggu...
Aulia TsaqifaNafiroh
Aulia TsaqifaNafiroh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa 23107030088 UIN Sunan Kalijaga

Seorang Mahasiswa yang memperbanyak pengalaman dan juga relasi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Haji Berkesan: Saat Nenek Bertemu Saudara Asing

27 Mei 2024   13:59 Diperbarui: 2 Juni 2024   13:31 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ibadah haji adalah salah satu dari lima rukun Islam yang wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim yang mampu, baik secara fisik maupun finansial, setidaknya sekali seumur hidup. Setiap tahunnya, jutaan umat Muslim dari seluruh dunia berkumpul di Mekkah untuk menunaikan ibadah haji, yang berlangsung selama bulan Dzulhijjah dalam kalender Hijriyah. Haji bukan hanya tentang menjalankan serangkaian ritual keagamaan, tetapi juga tentang memperdalam spiritualitas, meningkatkan ketakwaan, dan menjalin persaudaraan dengan sesama umat Muslim.

Menjalani ibadah haji merupakan impian setiap Muslim. Selain sebagai salah satu rukun Islam yang wajib dijalani oleh setiap Muslim yang mampu, haji juga menjadi perjalanan spiritual yang mendalam dan penuh makna. Namun, haji bukan hanya tentang mendekatkan diri kepada Allah SWT, tetapi juga tentang menjalin persaudaraan dan kebersamaan sesama jemaah haji.

Melaksanakan ibadah haji merupakan kesempatan unik untuk bertemu dan berinteraksi dengan Muslim dari seluruh penjuru dunia. Setiap jemaah haji membawa cerita, budaya, dan bahasa yang berbeda-beda, tetapi semua berkumpul dengan tujuan yang sama: memenuhi panggilan Allah. Di tengah kerumunan jutaan jemaah, persaudaraan dan kebersamaan tumbuh secara alami. Ketika seseorang tersesat, jemaah lain dengan sukarela membantu menunjukkan jalan. Ketika ada yang kelelahan, ada tangan-tangan yang siap membantu dan memberi dukungan.

Sepulang Nenek saya ibadah haji, Nenek menceritakan pengalamannya semasa di Makkah. Salah satu kenangan yang tidak terlupakan menurut nenek saya adalah ketika nenek bertemu dengan seorang jemaah dari negara yang berbeda. Nenak saya sama-sama tersesat saat mencoba mencari jalan kembali ke maktab setelah melaksanakan tawaf. Meskipun Nenek saya tidak saling memahami bahasa satu sama lain, tetapi dengan bahasa tubuh dan senyuman, ia berhasil menemukan jalan pulang bersama. Dari situ, ia belajar bahwa persaudaraan tidak memerlukan bahasa yang sama, melainkan niat yang tulus untuk membantu sesama.

Di Mina, tempat di mana jemaah haji berkumpul untuk melaksanakan rangkaian ibadah haji seperti lempar jumrah, persaudaraan semakin terasa kental. Hidup dalam tenda-tenda yang sederhana, berbagi makanan dan cerita, serta saling menjaga satu sama lain dari teriknya matahari dan kelelahan, semua menjadi bagian tak terpisahkan dari pengalaman haji.


Nenek saya masih ingat bagaimana sekelompok jemaah dari Indonesia saling berbagi makanan dengan jemaah dari Afrika yang kekurangan. Dengan bekal yang seadanya, mereka menunjukkan kepedulian yang luar biasa. Kebersamaan ini bukan hanya tentang berbagi makanan, tetapi juga berbagi cerita, doa, dan semangat. Di tengah keterbatasan, justru persaudaraan dan kebersamaan semakin terasa erat.

Selain itu, kebersamaan dalam memanjatkan doa adalah hal yang tidak terlupakan. Momen berdoa bersama di Arafah adalah salah satu puncak dari ibadah haji. Saat semua jemaah berkumpul di Padang Arafah, memohon ampunan dan ridha Allah, kebersamaan terasa begitu nyata. Setiap orang larut dalam doa, tidak peduli warna kulit, bahasa, atau asal negara. Semua larut dalam kesatuan hati untuk memohon kepada Allah.

Ditengah ribuan jemaah yang sedang berdoa, ada seorang jemaah dari Asia Selatan yang menangis tersedu-sedu. Tanpa ragu, jemaah-jemaah di sekitarnya mendekat, menepuk punggungnya, dan berdoa bersama. Momen itu mengajarkan bahwa di hadapan Allah, kita semua adalah saudara, saling mendukung dan menguatkan.

Kenangan yang abadi ketika menjalankan ibadah haji bukan hanya tentang melaksanakan rangkaian ritual yang ditentukan, tetapi juga tentang merasakan kebersamaan yang begitu kuat. Banyak kenangan indah yang terbentuk selama menjalani ibadah ini, dari bertukar cerita dengan jemaah lain di sela-sela waktu ibadah, hingga saling membantu dalam keadaan darurat.

Selain itu, banyak pelajaran yang dapat diambil dari persaudaraan dan kebersamaan yang terbentuk selama menjalankan ibadah haji. Salah satunya adalah pentingnya saling membantu dan mendukung, tanpa memandang perbedaan. Melaksanakan ibadah haji mengajarkan kita untuk lebih peduli terhadap sesama, untuk lebih memahami bahwa di mata Allah, kita semua adalah sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun