Kuala Lumpur – Kecelakaan lalu lintas yang melibatkan remaja masih menjadi isu serius di berbagai negara, termasuk di kalangan pelajar Indonesia di luar negeri. Kurangnya pengalaman mengemudi dan pemahaman yang minim terhadap risiko sering kali menjadi pemicunya. Menanggapi permasalahan ini, tim PKM Internasional Program Studi S1 Teknik Sipil Universitas Negeri Surabaya (UNESA) menggelar Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) internasional yang inovatif di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) yang diselenggarakan pada tanggal 16 hingga 17 Juli 2025 dengan target siswa berusia 14 hingga 17 tahun.
Inovasi Teori Perilaku dan Teknologi Virtual Reality
Tim PKM UNESA mengusung pendekatan ganda yang unik untuk meningkatkan kesadaran keselamatan berkendara. Mereka menggabungkan Teori Perilaku yang Terencana (TPB), sebuah teori psikologi yang berfokus pada intensi perilaku, dengan implementasi praktik menggunakan teknologi mutakhir. Salah satu instrumen utama yang digunakan adalah alat simulasi berkendara berbasis Virtual Reality (VR). Kombinasi ini dipilih untuk memberikan pemahaman kognitif yang kuat sekaligus pengalaman praktis yang aman, sehingga diharapkan dapat menekan angka kecelakaan di kalangan remaja.
Tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan kesadaran defensive dan safe driving behavior, mengasah kemampuan kognitif remaja, serta secara langsung mengurangi dan mencegah kecelakaan yang disebabkan oleh pengemudi muda yang belum siap.
Metodologi KomprehensifÂ
Kegiatan diawali dengan koordinasi erat antara tim S1 Teknik Sipil UNESA dan pihak mitra di SIKL. Selanjutnya, tim menyusun materi ajar yang komprehensif, termasuk pembuatan X-banner yang memuat fakta-fakta kecelakaan yang relevan dengan usia remaja, serta modul yang berisi pengetahuan mendalam seputar berkendara aman.
Implementasi program dibagi menjadi dua sesi utama: pemberian materi yang merujuk pada undang-undang dan modul yang telah disusun, serta sesi praktik menggunakan simulator berkendara. Setelahnya, evaluasi dilakukan dengan menggunakan standar TPB melalui kuesioner pre-test dan post-test untuk mengukur perubahan sikap dan kesadaran peserta.
Kesenjangan dan Peningkatan Signifikan
Hasil awal dari kuesioner menunjukkan fakta menarik tentang profil pengemudi remaja di SIKL. Mayoritas peserta adalah siswa laki-laki berusia 16 tahun yang memiliki pengalaman mengemudi terbatas, meskipun insiden kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas di usia ini tergolong tinggi. Data juga menyoroti proporsi peserta yang belum pernah mendapatkan pendidikan mengemudi formal, menunjukkan adanya kesenjangan dalam program keselamatan yang ada.