Mohon tunggu...
Audina Sabastini
Audina Sabastini Mohon Tunggu... Administrasi - D 3 keuangan perbankan

Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Risiko Pembiayaan dalam Usaha Startup

22 November 2020   12:00 Diperbarui: 22 November 2020   12:08 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Di era serba digital yang dilalui saat ini banyak sekali milenial yang mulai membuat atau berkreasi untuk menciptakan sebuah ide yang dikolaborasikan dengan teknologi atau yang sering kita dengar dengan istilah startup. Begitu pesatnya startup di kalangan milenial membuat banyak sekali ide ide kreatif yang dituangkan dalam hal bisnis hal ini merupakan sebuah kabar gembira dimana banyak milenial yang mulai bergeser ke arah dunia wirausaha yang akan menimbulkan efek positif diantaranya akan membuka banyak lapangan kerja baru dan akan mulai bisa bersaing dengan usaha-usaha atau bisnis dari perusahaan asing yang sudah lama masyarakat kita hanya menjadi konsumen saja.

Pada sisi yang lain dunia startup sangat penuh dengan resiko dimana para pelaku startup harus dengan matang memikirkan bagaimana dengan alur bisnis yang telah mereka rencanakan agar bisnis tersebut bisa tetap bertahan dengan semua tantangan yang akan dihadapi. Dalam dunia startup pemodal atau investor tidak bisa dianggap remeh bahkan mereka merupakan aktor penting dalam berjalannya bisnis startup, hal- hal yang perlu di garis bawahi oleh investor adalah bagaimana terjadi ketidakpastian dalam dunia startup dikarenakan mayoritas dari startup hanya akan bertahan selama 2-3 tahun saja, hal ini dikarenakan persaingan bisnis yang begitu cepat berubah dan sangat sulit dibaca.

Untuk memanajemen resiko bagi para pemilik modal, mereka harus benar benar jeli dalam melihat perkembangan bisnis yang akan mereka berikan modal apalagi untuk skala pendanaan awal dimana bisnis tersebut masih belum stabil dalam menghadapi berbagai masalah yang ada. Namun ada sisi menarik dimana para pengelola bisnis startup selalu menjanjikan high return value yang cukup tinggi karena pihak pemilik modal akan memiliki beberapa persen saham yang jumlahnya cukup menggiurkan.

Namun, berinvestasi tidak hanya mengharapkan pengembalian keuntungan. Perlu juga mengelola risiko yang umumnya merepresentasikan kondisi yang tidak diharapkan (kerugian). Pengelolaan risiko dan potensi imbal hasil investasi harus imbang.Karena itu, untuk mendapatkan return investasi yang tinggi, potensi risiko yang diambil investor juga cukup tinggi. Sebaliknya, risiko yang rendah berarti potensi tingkat keuntungan juga rendah. Jadi istilahnya, high risk, high return.
Penilaian dan skenario mitigasi risiko sejak pra investasi hingga tahap investasi menjadi penentu dari keberhasilan investasi. Itu sebabnya, pemilik modal biasanya akan melakukan uji kelayakan yang mendalam sebelum dana dikucurkan. Dengan cara itu, akan tercipta manajemen risiko yang baik. Alhasil, realisasi return yang diharapkan dapat sesuai dengan target. Dalam business plan atau rencana kerja jangka panjang.
Potensi imbal hasil yang ada di balik sebuah pendanaan juga disertai dengan risiko kerugian. Hal ini, terutama jika perusahaan startup yang didanai mengalami kegagalan dalam mengembangkan bisnisnya. Dari 10 startup yang didanai, kemungkinan hanya satu perusahaan yang berhasil. Yang lainnya gagal,hal  tersebut harus menjadi hal yang sangat di pertimbangkan dalam memilih startup mana yang akan didanai dan juga akan diambil alih kelolanya oleh pemilik modal

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun