Mohon tunggu...
attinsya nisni
attinsya nisni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya seorang mahasiswi sekaligus seorang karyawan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bahasa Indonesia di Belantara Istilah Asing Terkait Covid-19

24 Oktober 2022   12:49 Diperbarui: 24 Oktober 2022   13:41 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pandemi Covid-19 masih menjadi bahan pembicaraan orang. Di sela-sela itu terselip kata-kata atau istilah yang menjadi tren di antara para pengguna bahasa. Berikut kata atau istilah tersebut dan contoh penggunaannya.

Jutaan bahkan miliaran kata atau istilah yang berkaitan dengan virus korona muncul dalam satu klik-an jari tangan jika mencari di mesin pencari Google. Misalnya, untuk kata imported case, dalam waktu 0,33 detik diperoleh 6,17 juta hasil pencarian yang bersumber dari artikel-artikel berbahasa Indonesia. Adapun untuk kata Covid-19 diperoleh 4,69 miliar hasil pencarian hanya dalam waktu 0,46 detik. Yang menjadi catatan adalah kata-kata atau istilah tersebut lebih didominasi kata-kata atau istilah berbahasa asing. 

Barangkali hal itu menunjukkan bahwa bahasa Indonesia harus berjuang lebih keras lagi jika ingin menunjukkan keberadaannya di tengah gempuran bahasa asing, khususnya Inggris, dalam mesin pencari Google. Perjuangan yang sangat berat. Berikut kata, istilah, dan singkatan terkait virus korona yang ditemukan dalam mesin pencari Google, disertai contoh. Beberapa di antaranya tercatat kapan pertama kali digunakan dalam berbahasa.

1.  Covid-19

Covid-19 atau COVID-19 merupakan akronim dari coronavirus disease 2019. Coronavirus adalah keluarga virus yang beberapa di antaranya menyebabkan penyakit pada manusia, ada pula yang tidak. Virus korona tipe baru yang tengah menjadi pandemi ini bernama SARS-CoV-2 (severe acute respiratory syndrome-coronavirus-2). Virus inilah yang menyebabkan Covid-19.

Dua versi penulisan akronim itu---Covid-19 dan COVID-19---terjadi karena ada dua sudut pandang yang berbeda. Penulisan Covid-19 didasarkan pada anggapan bahwa akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal kapital. 

Contoh sejenis Covid adalah Mabbim (Majelis Bahasa Brunei Darussalam-Indonesia-Malaysia) atau Suramadu (Surabaya Madura). Adapun penulisan COVID-19 mengikuti anjuran yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Media yang menulis dalam beritanya dengan Covid-19, misalnya, adalah CNN dan BBC, sedangkan yang menulis COVID-19, misalnya, adalah The New York Times.

2. Butiran ludah (Droplet)

Istilah droplet belum masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia, padahal kata ini dalam bahasa Inggris sudah dipakai sejak tahun 1607. Dalam istilah kedokteran, droplet biasa dipadankan dengan butiran ludah. Droplet merupakan sumber penyebaran beberapa penyakit, seperti TBC dan flu, yang masuk melalui mulut dan hidung.

3. Spesimen

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun