Mohon tunggu...
Atthoriq Chairul Hakim
Atthoriq Chairul Hakim Mohon Tunggu... Mahasiswa - thoriqhkm

Mahasiswa Antropologi Budaya Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ekonomi Seolah sebagai Poros Penggerak Masyarakat

29 Januari 2023   15:30 Diperbarui: 29 Januari 2023   15:37 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Padangpanjang

Ekonomi dapat di defenisikan sebagai kegiatan manusia yang berkaitan dengan proses produksi, distribsi, dan konsumsi. Namun dari defenisi tersebut jika di aplikasikan dan di amati dengan fenomena-fenomena yang berlaku di masyarakat maka ekonomi bukanlah sesempit defenisinya sendiri, kenapa seperti itu ?

Dapat di lihat dari gambar di atas bahwa aktivitas ekonomi memicu terjadinya interaksi masyarakat, berjalannya aktivitas di masyarakat, prinsip ekonomi disini yang di gunakan adalah "keuntungan", dimana personal atau komunal bisa mendapatkan keuntungan secara materil ataupun moril, dari itu masyarakat tidak sadar akan di kuasai oleh sistem kapital pasar yang seiring berjalannya waktu akan merugikan mereka, namun kejadian memang tidak berlaku pada semua masyarakat, namun karena ada tingkatan strata pada lapisan masyarakat, maka asalkan ada keuntungan maka sistem tadi yang akan bahkan merugikan akan tetap berjalan. Ekonomi menjadi poros berjalannya interaksi sosial budaya bukanlah menjadi suatu hal yang harus di permasalahkan, namun dimana letak nilai asli dari sosial-budaya tersebut, dimana pengalihan fungsi dari nilai budaya tersebut menjadi nilai keuntungan jika dilihat dari pandangan agama ataupun politik, memang kebanyakan berprinsip keuntungan baik disadari ataupun tidak, misalkan salah satu pihak yang memiliki kekuasaan yang kuat dalam strata sosial, maka dengan prinsip keuntungan ekonomi yang membelenggu kelompok tersebut, maka ia akan mendapatkan keuntungan tersebut tanpa memikirkan kelompok lain, asalkan kelompok tersebut mendapatkan yang telah menjadi prinsip mereka tadi.

Berkaitan dengan fenomena itu, dapat dikaitkan dengan Teori Ketergantungan atau dikenal dengan Dependency Theory yang di cetus oleh Raul Presibich, teori ini menganalisis fenomena pertumbuhan ekonomi yang ada pada negara maju dimana perkembangan ekonomi disini tidak memberikan kesempatan untuk negara berkembang untuk memajukan pembangunan ekonomi mereka, dengan ini maka memberikan keuntungan kepada negara maju dalam membangun ekonomi mereka sendiri, teori dipengaruhi oleh Ekonomi Marxian yaitu pemikiran Marx yang membantah Sistem Kapitalisme yang berlaku di berbagai belahan dunia, harusnya keuntungan di rasakan semua pihak, hanya otoritas sekelompok orang, ini merupakan akibat dari azas keuntungan dalam prinsip ekonomi yang membelenggu masyarakat, jika dikaitkan dengan tradisi ekonomi atau budaya tradisi sampai budaya modern di zaman sekarang  dengan mengatasnamakan keuntungan, pasti berlaku dalam segi apapun kehidupan tersebut di lihat, seperti orang yang mempertanyakan "Apa untungnya kita sholat ?" dengan keingin untungan akan hal itu, maka ritual, religi berjalan semestinya, namun jika di kaitkan dengan realitas, seperti sosial-budaya, maka prinsip keuntungan akan menjalankan hal-hal itu dengan konsekunsi kehilangan nilai-nilai jika masyarakat memberlakukan sikap apatis akan memahami nilai dan makna, karena beberapa pihak yang tidak tau apa keuntungan yang akan mereka dapatkan dengan memahami nilai dan makna, padahal melekat erat pada kehidupan masyarakat itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun