Mohon tunggu...
Atthasilani Gunanandini
Atthasilani Gunanandini Mohon Tunggu... Viharawati Buddhis, Pendiri Atthasilani Theravada Indonesia, Dosen STAB Kertarajasa

Seorang Viharawati Buddha yang tertarik dengan bidang pendidikan, psikologi, sosiologi dan Ilmu Agama.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Etika Buddhist

17 Juli 2023   16:27 Diperbarui: 17 Juli 2023   16:49 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENGERTIAN ETIKA

Pengertian secara Etimologis Etika dalam konteks filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethikos”, “ethos”, yang berarti adat, kebiasaan, watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan “moral” yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghina dari hal-hal tindakan yang buruk.

Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku. Istilah lain yang identik dengan etika, yaitu: Susila (Sanskerta), lebih menunjukkan kepada dasar-dasar, prinsip, aturan hidup (sīla) yang lebih baik (su). Akhlak (Arab), berarti moral, dan etika berarti ilmu akhlak. Etika juga diartikan sebagai Ilmu tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan baik dan buruk serta tentang hak dan kewajiban moral. (KBBI, 2010). 

Pengertian secara Terminologi Pengertian secara terminologi terkait dengan penjelasan etika telah diberikan oleh para ahli, berikut beberapa pendapat para ahli tentang etika. • Etika adalah standar yang mengatur tingkah laku pergaulan manusia dalam kelompok sosial. (Martin, 1993). • Etika adalah nilai dan norma moral yang menjadi acuan bagi manusia secara individu maupun kelompok dalam mengatur segala tingkah lakunya. (Bertens, 2010). 

• Etika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan atau perbuatan manusia (Aristetoles). Menurut para ahli, etika diartikan sebagai aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan tentang hal yang benar dan hal yang buruk. Perkataan etika atau lazim juga disebut etik, berasal dari kata Yunani “Ethos” yang berarti norma-norma, nilai-nilai, kaidah-kaidah dan ukuran-ukuran bagi tingkah laku manusia yang baik, seperti yang dirumuskan oleh beberapa ahli berikut ini: 

• Drs. O.P. Simorangkir: etika/etik sebagai pandangan manusia dalam berperilaku menurut ukuran dan nilai yang baik. • Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat: etika adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan buruk, sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.

ETIKA BUDDHIS

Etika Buddhis Etika dijelaskan sebagai pengetahuan umum sebagai penyelidikkan dalam mengevaluasi tingkah laku manusia, sikap, tujuan, maksud, jalan, dan pendirian. (Ensiclopedia Buddhis, Indra saputra, 2012). Buddhis adalah Nilai-nilai Ajaran Buddha. Sehingga Etika Buddhis diartikan sebagai pengetahuan umum tentang penyelidikkan dalam mengevaluasi tingkah laku manusia, sikap, tujuan, maksud, jalan, dan pendirian yang sesuai dengan nilai-nilai Ajaran Buddha. 

Sifat Ajaran Buddha Ajaran Buddha memiliki dasar pemikiran yang mengarahkan manusia agar mampu mengatasi penderitaan, hal ini sesuai dengan kebenaran yang diketahui, dilihat dan direalisasikan oleh guru Agung Buddha. Rangkuman dari sifat ajaran Buddha yang dapat dianalisis adalah sebagai berikut:

 1. Realistik Bersifat nyata dan wajar. Contoh: Buddha mengajarkan bahwa hidup ini memiliki sifat berubah. Manusia lahir pasti akan mengalami sakit, usia tua dan kematian. Usia tua, sakit dan kematian ini adalah suatu bentuk kewajaran yang  pasti dialami oleh setiap makhluk yang dilahirkan.

2. Rasional Menurut pemikiran dan pertimbangan yang logis. Contoh: Buddha mengajarkan tentang hukum sebab akibat, bahwa setiap makhluk di alam semesta ini memiliki perbedaan fisik, keberuntungan dan kelahiran keluarga dan penderitaannya bukan karena takdir. Namun, karena buah dari hasil perbuatannya masing-masing setiap makhluk. Hal ini menekankan bahwa segala sesuatu muncul dan terjadi karena ada sebab-sebabnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun