Mohon tunggu...
restu -
restu - Mohon Tunggu... karyawan swasta -

lahir di bandung ampe tamat kuliah dan tedampar di pulau borneo

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mereka Tak Pantas Dikotori

12 Mei 2013   21:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   13:41 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1368368377299337792

[caption id="attachment_243028" align="aligncenter" width="300" caption="Siswa dari sekolah pinggiran semangat melaksanakan UN gabungan dengan menggunakan perahu"][/caption] UN oh UN...ujian akhir sekolah kini seolah penentu masa depan. Sekolah berlomba dengan berbagai cara agar semua siswanya bisa lulus UN. Termasuk dengan membeli jawaban soal dengan harga puluhan juta rupiah. Itulah yang terkuak dan termuat di beberapa media. Meski, 20 tipe soal disiapkan Kemendikbud, yang katanyaaa.....tak memungkinkan soal bisa bocorrr. Buktinya, pihak sekolah juga mendapatkan 20 jenis bocoran. Bagaimana meyakinkannya? Setiap bocoran soal diberikan tanda. Untuk tipe soal ini, soal nomor 1 dan 30 ini soalnya. Begitulah menurut penuturan guru yang berani bersaksi membongkar kebocoran soal. Hmmmm saya sampai mengelus dada. Rasanya kok beda jauh ya waktu jaman Ebtanas dulu. Mau ujian ya ujian. Mau nilai bagus ya belajar. Tak ada kepanikan pihak sekolah ataupun orangtua. Sisi lain UN ternyata bisa dilihat di pinggiran kota. Kebetulan, saya berkesempatan untuk meliput UN bagi siswa Sekolah Dasar (SD). UN bagi siswa pinggiran seperti di SDN Basirih 4, Kelurahan Kelayan Selatan, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Banjarmasin Kalsel adalah sesuatu yang istimewa. Karena letaknya yang berada di daerah terpencil, mereka harus mengikuti UN di sekolah lain, pihak sekolah harus mengangkut dengan kelotok (perahu bermesin) dengan menempuh perjalanan selama kurang lebih 20 menit. Pihak sekolah sengaja menyewa perahu, Rp 50 ribu per hari khusus untuk pelaksanaan UN. Para siswa wajib berkumpul di sekolah tepat pukul 06.00 wita. Jika tidak, akan tertinggal perahu. Semangat mereka patut diacungi jempol. Selama pelaksanaan UN semua siswa, 29 siswa ada yang bolos. Setiap hari, selalu siap sedia di sekolah. Dengan penuh canda, mereka menikmati getaran perahu mesin yang bagi orang yang tidak terbiasa, dipastikan sport jantung!! Miringnya perahu ketika berbelok, malah jadi candaan yang mengasyikan. Ketika ditanya soal bocoran UN, salah seorang siswa, Abdullah, cuma garuk-garuk kepala. "Pergi ke sekolah, pakai seragam, kerjakan soal. Terus bulik (pulang), naik kelotok (perahu mesin) lagi," ucapnya. Kenapa pakai perahu, Kepala SDN Basirih 4, Adenan hanya mengatakan karena tak bisa pakai jalan darat. Jalan yang ada hanya jalan setapak. Siswa harus melaluinya sejauh 2 kilometer. Ditambah dengan lubang jalan yang menganga. yang bisa membuat siswa terjatuh! Kondisi serupa juga terjadi di SDN Basirih 10. Sembilan siswanya juga harus mengikuti UN gabungan di sekolah yang berada di kota. Uniknya, khusus untuk SDN Basirih 10, siswa kelas 5 yang bernama Rama, yang bertugas mengemudikan perahu. Tak sembarangan, Rama memang dikenal ahli, karena seorang anak penarik perahu. Ia harus berkeliling menjemput sembilan kakak kelasnya dan mengantarkannya untuk melaksanakan UN. Melihat semangat para siswa pinggiran ini, rasanya tak pantas dikotori dengan tipu daya sekolah. Mereka jujur ingin melaksanakan UN. Mereka jujur semangat ikut UN. Mereka jujur, jika mereka memang berasal dari daerah pinggiran yang harus berjuang demi melaksanakan UN.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun