Mohon tunggu...
Atjih Kurniasih
Atjih Kurniasih Mohon Tunggu... Guru - Guru di SMP Negeri 1 Cipanas

Guru SMPN 1 Cipanas lulusan D2 IKIP Jakarta Lulusan S1 Univ Suryakancana Cianjur

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Catatan Kecil Dari "Citarum Mata Airku, Bukan Air Mataku"

5 November 2018   20:29 Diperbarui: 5 November 2018   20:51 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh : Atjih Kurniasih 

Best Practice dengan judul "Citarum mata airku bukan air mataku. Itulah sebahagian judul  yang saya ingat terpampang di  slide  yang ditayangkan Bu Karmila pada sejumlah guru SMP Negeri 1Cipanas pada kegiatan Workshop Metodologi Pembelajaran di SMP Negeri 1,Cipanas Kabupaten Cianjur, Sabtu 13Oktober 2018.

Tayangan tersebut  mengundang rasa keingintahuan dari peserta workshop . Sebelum bicara beliau meminta ijin untuk bicara tampa Mike dan berdiri mendekati peserta. Sebuah sikap awal yang menjanjikan bahwa peserta akan dibawa hanyut oleh penyajiannya.

Penyajiannya dibuka dengan janjinya bahwa, beliau tidak akan berbicara pada tataran teori tetapi praktek, dan diwujudkan dengan pemaparan Best Practise penerapan CTL yang judul lengkapnya saya kutip di atas.

Sebelum memaparkan best practicenya, beliau memberikan penegasan kepada peserta workshop bahwa, guru jangan terfokus pada apa bedanya pendekatan, model dan metode. Karena menurutnya  kalau kita menggunakan pendekatan kita bicara pada scope yang besar. Ada model ada metode dan  ada tehnik.

 Kemudian beliau menggambar di white board lingkaran besar yang diberi nama pendekatan. Dalam lingkaran besar, dibuat lagi lingkaran yang lebih keci. Bu Mila menuliskan nama model-model pembelajaran seperti kooperatif learning, PBL. Kemudian dalam.lingkaran itupun dibuat lagi lingkaran yang lebih  kecil lagi serta menuliskan beberapa nama   tehnik pembelajaran  semacam Number Head  Together  (NHT)

Apa yang dilakukan beliau (menerangkan perbedaan pendekatan, model dan metode dengan menggambar lingkaran besar dan kecil) mengingatkan saya pada sosok Tatang Sunendar Widyaiswara dari Lembaga penjaminan Mutu Pendidikan,  saat kegiatan Program Akselarasi Mutu Sekolah (PAMS) beberapa tahun yang berselang di sekolah penulis, yang juga menggambar lingkaran besar dan lingkaran kecil di dalamnya saat menjelaskan hal yang sama.

Seperti janjinya di awal, Bu Karmila yang nama lengkapnya,  Siti Sa`ari Karmila, M.Pd dalam membahas metodologi pembelajaran melalui praktek dengan memaparkan best practisenya dalam penerapan Contektual Teaching and Learning (CTL). Sebuah pendekatan yang menghubungkan materi ajar pada kehidupan nyata siswa.

Peserta disuguhi foto-foto melalui power point bagaimana pengalaman menerapkan pendekatan CTL dalam mata pelajaran IPA (karena beliau guru IPA) dengan materi pencemaran lingkungan.  Pemaparan yang diselingi tanya jawab interaktif dengan peserta workshop, sehingga suasana menjadi hidup dan penuh semangat apalagi dengan adanya reward  gantungan kunci bentuk menara Eiffel berwarna warni bagi peserta  yang menjawab ataupun yang bertanya sehingga situasi menjadi semangat dan kondusif. 

Melalui Pemaparan best practisenya peserta disuguhi contoh  bagaimana  pengajaran abad 21 yang beliau lakukan. Pengajaran abad 21 yang yang  berbasis lingkungan, penguatan pendidikan karakter, kecakapan abad 21,   literasi serta soal HOTS. Serta ini yang juga tak kalah  pentinnya pengajaran yang memperhatikan karakteristik siswa.

 Pengajaran yang melihat bahwa siswa memiliki kecerdasan yang banyak serta  berbeda. Penulis jadi teringat pada buku karangan Munif Chatib yang berjudul "Gurunya Manusia". Yang menguraikan tentang multiple intelegensi. Penerapannya ditunjukan oleh  beliau saat memberikan tugas mengamati lingkungan. Siswa dibebaskan untuk membuat laporan sesuai potensi, Minat yang dimilikinya. Hasinyanya ada diary mungil cantik berwarna warni, ada hasil lukisan, ada puisi dan lainnnya. Semuanya ditampilkan melalui tayangan slide

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun