Kalau sehabis Asar, menjelang berbuka puasa, kamu sukanya ngapain? Bengong, bantuin ibu nyiapin buka, atau jalan sama bestie-mu? Apapun itu, waktu menjelang berbuka jadi waktu di bulan Ramadan yang bikin excited banget. Walaupun belum buka, tapi rasa senang akan berbuka itu bener-bener membuat kita lebih bahagia. Lelah dan lapar seolah sudah tak terasa karena tahu sebentar lagi kita akan makan!
Ngomong-ngomong, kamu tahu nggak istilah ngabuburit berasal dari mana?
Istilah ngabuburit berasal dari bahasa Sunda dan pertama kali digunakan oleh masyarakat di Jawa Barat. Secara etimologis, kata ini berasal dari kata "burit", yang dalam bahasa Sunda berarti sore atau menjelang petang. Awalnya, istilah ini digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk merujuk pada kegiatan bersantai atau berjalan-jalan saat sore hari, terutama sebelum waktu Maghrib.
Namun, istilah ngabuburit mulai lebih spesifik dikaitkan dengan bulan Ramadan ketika masyarakat Sunda menggunakan waktu sore hari sebelum berbuka puasa untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti berburu takjil, bersantai di alun-alun, atau berkumpul bersama keluarga.
Seiring berkembangnya media dan budaya pop di Indonesia, istilah ini semakin dikenal luas dan diadopsi oleh masyarakat di luar Jawa Barat. Dalam beberapa dekade terakhir, ngabuburit bahkan menjadi bagian dari tradisi Ramadan di seluruh Indonesia dan sering muncul dalam iklan, media sosial, serta berbagai program televisi yang membahas aktivitas menjelang berbuka.
Ngabuburit Berfaedah
Memangnya ada yang melakukan ngabuburit tidak berfaedah? Mungkin saja! Karena begini, barangkali kita berpikir bahwa waktu berbuka sebentar lagi tiba, jadi tidak mengapa untuk tidak disiplin sebentar saja. Pemikiran ini bisa menyebabkan kita kepleset sedikit, misalnya, menggosip, marah-marah, atau hal lain yang sebaiknya tidak dilakukan saat puasa. Jika tidak, mungkin kita hanya menghabiskan waktu leyeh-leyeh nggak ngapa-ngapain. Apakah itu disebut tak berfaedah juga? Ya, kalau rebahannya nggak sambil muter tasbih tentu nggak berfaedah!
Jadi, sebaiknya mungkin kita agak menyesuaikan cara berpikir tentang ngabuburit. Dari yang berpikir bahwa ngabuburit adalah waktu santai-santai atau mendefinisikan ngabuburit hanya sebagai 'jalan sore jelang buka puasa' (sehingga yang tidak jalan-jalan tidak ngabuburit), menjadi bagaimana memanfaatkan detik-detik terakhir sebelum berbuka menjadi waktu yang menghasilkan sesuatu yang lebih berfaedah.
Berikut 5 tips agar ngabuburit kita menjadi lebih berfaedah:
1. Anggaplah Ngabuburit sebagai Golden Hour untuk Diri Sendiri
Setelah sibuk seharian, waktu ngabuburit merupakan waktu mewah untukmu bersama diri sendiri, golden hour khusus yang bisa kamu pakai untuk membuatmu lebih baik. Di waktu ini, adalah waktu yang tenang dan rileks, sehingga energi bisa dialihkan untuk hal yang lebih bermakna.