Kita telah menyadari bahwa manusia adalah makhluk (hewan) yang dapat mengetahui. Kita akan dihapkan dengan pertanyaan "Mengapa kita harus bersyukur kepada pengetahuan?" Seolah kita berkata "Ya Tuhan! Aku bersyukur karena dapat mengetahui." Atau "Wahai diriku! Aku bersyukur atas nikmat pengetahuan."
Al-Qur'an mengatakan "Agar kalian bersyukur". Apa pentingnya ini? Kita selayakya akan berterimakasih (syukur) ketika seseorang memberikan sebuah makanan yang lezat kepada kita. Apakah arti syukur adalah sama dengan kita mengucap "Ya Allah aku bersyukur kapadamu karena kau telah memberikan nikmat sehat." Kata syukur memiliki arti yang sama seperti taqdr (penghargaan). Artinya, bersyukur adalah menghargai.
Sebagai seorang hamba yang telah memperoleh berbagai kenikmatan kemudian ia menghargai berbagai kenikmatan itu. Lalu apa arti  menghargai kenikmatan? Menghargai berbagai kenikmatan adalah menggunakan kenikmatan sesuai dengan jalan tujuan penciptaan. Kita akan bersyukur atas diri kita. Ketika kita menyadari bahwa kita mempunyai aspek badan, seperti mata dan telinga. Kita menggunakan aspek badan tersebut dengan semestinya, itu adalah menggunakan kenikmatan sesuai dengan jalan tujuan penciptaan.
Allah berfirman "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apapun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kalian beryukur." (QS al-Nahl: 78). Dalam ayat ini Allah menegaskan kepada manusia bahwa Ia memberikan instrumen pengetahuan kepada manusia, yaitu penglihatan dan pendengaran. Tidak hanya itu juga Allah menambahkan hati (bukan organ tubuh) sebagai instrumen pengetahuan. Kita akan bertanya "Bagaimana cara mengharagai (syukur) kepada pendegaran, penglihatan dan hati?" Kita akan kembali kepada paragraf ketiga bahwa menghargai adalah menggunakan kenikmatan sesuai dengan tujuan penciptaan.
Maka ungkapan rasa syukur saja seperti "aku bersyukur kepada Allah." Bukan merupakan bersyukur. Melainkan seseorang yang disebut bersyukur adalah ia yang semestinya menggunakan berbagai pemberian Allah yang ada pada dirinya sebagaimana seharusnya. Artinya, bersyukur dengan ucapan saja itu tidak bersyukur. Untuk apa Allah menciptakan mata? Untuk apa Allah menciptakan pendegaran? Untuk apa Allah menciptakan tangan? Untuk apa Allah menciptakan kaki? Besyukur adalah dengan menggunakan semua ini sesuai dengan tujuannya masing-masing.
Bersyukur atas telinga adalah dengan mendengarkan berbagai kebaikan. Bersyukur atas mata adalah dengan memperhatikan dan mengkaji alam. Bersyukur atas hati adalah berpikir, memilah, menganalisa dan berargumentasi.
Lalu, apa arti ayat "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui apapun?" Murtadha Muthahhari mengatakan "Artinya ialah: Wahai manusia, ketahuialah jalur perjalananmu. Allah telah menggerakkanmu pada jalur ini. Yaitu semua ini adalah sistem Ilahi, sunnah dan kehendak Ilahi yang merupakan berbagai realitas kehendaknya. Tatkala kamu datang di dunia ini, kamu tidak mengetahui sesuatu apapun, kemudian Dia memberimu mata, telinga dan hati, untuk kamu syukuri, untuk kamu gunakan pada tempatnya masing-masing; yakni, untuk kamu ketahui, yakni mata, telinga dan hati untuk kamu gunakan sebagai instrumen pengetahuan."
Maka, wahai diriku dan teman-teman sekalian! Ketika kita menyadari hal yang esensial dalam diri kita (manusia), dari sebuah ungkapan yang kita biasa dengar "Manusia adalah hewan yang berfikir". Kita akan menyadari pada aspek diri kita bahwa pada fitrahnya (alami) manusia adalah mempunyai dimensi pengetahuan. Dengan itu, rasa syukur terhadap hal yang esensial pada manusia adalah rasa syukur akan pengetahuan.
Referensi:
Murtadha Muthahhari, Teori Pengetahuan: Catatan Kritis atas berbagai isu Epistemologi.