Mohon tunggu...
Asyari Attangkeli
Asyari Attangkeli Mohon Tunggu... -

Alumnus Studi Agama dan Resolusi Konflik Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dosen Filsafat IAIN Jember, Relawan BAZNAS Kab. Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hingar-bingar Hari Lahir Pancasila

7 Juni 2018   23:07 Diperbarui: 10 Juni 2018   21:44 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini semuanya bersuara pancasila, iya, 1 Juni adalah suara pancasila, tidak ada suara lain yang saya dengar, padahal baru kemaren saya melihat dan mendengar di televisi, membaca di koran-koran, bahwa ketuhanan yang maha esa sedang diinjak-injak demi politik, semuanya berhak menyeret seseorang ke jeruji besi atas nama ketuhanan yang maha esa itu.

Tidak ada tuhan yang esa di negeri ini, karena masing-masing orang merasa dirinya yang paling benar. Yang satu tuhan saja tengkar, apalagi antar agama yang katanya beda tuhan, sebut saja misalnya penyerangan terhadap rokoh agama di salah satu gereja di Daerah Istimewa Yogyakarta

Pancasila nampaknya merupakan mimpi pendiri bangsa yang mungkin selama hanya akan jadi mimpi. Badan Pusat Statistik menyebutkan bahwa  terdapat 633 suku bangsa yang ada di Indonesia dan dari sekian banyak suku yang ada, berjalan lurus dengan konflik suku yang terjadi. Tidak hanya kerugian materi, bahkan pembumihangusan nyawa warga negaranya.

Dari sekian ratus suku tersebut tentunya mereka beragama dengan corak keberagamaan yang berbeda-beda, bahkan di Madura-Jawa Timur misalnya, akan dijumpai beberapa yang mengatakan bahwa agama saya Agama NU (Nahdlatul Ulama).

Meskipun statement tersebut bisa diberikan bakan sebagai idiom semata, namun hal tersebut merupakan capaian yang luar biasa bagaimana NU disulap menjadi sebuah agama di daerah yang kental dengan budaya.

Fenomena tersebut di atas memberitahukan pada kita bahwa sebagai bangsa Indonesia yang kaya raya akan suku, agama, ras dan antar golongan, melangkah sedikitpun, maka kita akan segera dibenturkan dengan sesuatu yang pasti akan berbeda dengan identitas SARA sedang melekat pada diri kita yang pada akhirnya akan memberikan reaksi yang beragam, mulai dari reaksi yang paling adem sampai saling berantem.

Oleh sebab itu, sebagai bagian dari warga negara Republik Indonesia, baik warga warisan ataupun tidak, nampaknya tidak salah jika saya akan mengutip kata-kata Buya Syafii lagi, yang isinya kurang lebih tidak sepatutnya pancasila hanya dimuliakan dalam kata, diagungkan dalam tulisan namun dihianati dalam perbuatan".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun