Mohon tunggu...
Aswin
Aswin Mohon Tunggu... Lainnya - Setiap waktu adalah kata

Berusaha menjadi penulis yang baik

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemimpin Suatu Harapan dan Kekhawatiran

27 Maret 2022   13:02 Diperbarui: 27 Maret 2022   13:07 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(foto:As/Pamaran Calon Ketua RW)

Sadar atau tidak, publik sudah kritis dan berani berdiskusi memgenai tema tema besar diruang publik. Mereka tidak hanya berbicara tentang persoalan politik, ekonomi, hukum, dan seterusnya. Akan tetapi juga sudah berani menyentuh sesuatu hal yang sangat sensitif, yakni masalah pemimpin dan kepemimpinan secara kontekstual. Mereka pun sudah berani mempertanyakan : Apa itu pemimpin? Bagaimana cara memimpin? Dan bagaimana pula cara mengelola keinginan dan harapan warga masyarakat dan rakyatnya? 

Berbicara mengenai pemimpin,  maka akan terkait dengan demokrasi. Demokrasi dipahani sebagai kedaulatan ditangan warga masyarakat dan rakyatnya. Dan untuk  mendapatkan legalitas kepemimpinan, maka suara warga masyarakat dan rakyat sangat diperlukan dan menentukan. Warga masyarakat dan rakyatlah selaku pemegang mandataris kekuasaan. Dan warga masyarakat dan rakyat akan dengan sukarela memberikan suaranya kepada calon pemimpinnya. Atau sebaliknya, dengan terpaksa memberikan suara atau memilihnya. 

Kedua pola itu, dengan secara terbuka dan seksama dapat kita saksikan dalam demokrasi modern yang cenderung liberal, tanpa mengedepankan sikap moral. Setiap calon pemimpin tidak berdiri sendiri mencalonkan, melainkan terkait dengan diluar dirinya, atau meminjan istilah populernya,  team sukses. Dan setiap team sukses itu pun tidak berdiri sendiri, tetapi ada penyandang dananya, pemodal. Dengan kemampuan dana yang dimiliki dan dikelolanya itu, diharapakan calon pemimpin yang diusungnya dapat memenangkan pesta demokrasi. 

Dan ketika salah seorang pemimpin yang diusungnya memenangkan pesta demokrasi, maka demokrasi pun terus berkelindan tiada henti. Apakah roda demokrasi itu akan diarahkan untuk kepentingan warga masyarakat dan rakyat ? Atau justeru sebaliknya, diarahkan untuk kepentingan kelompoknya yang ninoritas. Dan kita dapat membaca dan menyaksikan kedua fenomena tersebut dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemanakah arah demokrasi itu akan berkelindan dalam kehidupan suatu masyarakat, rakyat, bangsa, dan negara ?

TANGGUNG JAWAB 

Berbicara mengenai tanggung jawab adalah suatu hal yang relatif sangat sulit ditunaikan dalam kehidupan. Apalagi tanggung jawab pemimpin terpilih dalam demokrasi. Demokrasi bukanlah kata kata kosong, dan hampa, melainkan memiliki isi, bunyi dan makna didalamnya. Dalam demokrasi itu ada suatu harapan orang orang kecil, miskin, tenaga medis, tenaga pendidik, dan seterusnya. Mereka memiliki suatu harapan dan keinginan, yang kelak dapat dikelola harapan itu menjadi suatu kenyataan, dan bukan kekhawatiran dalam hidupnya, menjadi mimpi mimpi yang tidak berkesudahan. Bagi mereka waktu adalah nafas kehidupan. Jangankan hitungan jam, dalam hitungan menit bagi mereka  adalah oksigen kehidupannya. Orang orang kecil dan miskin itu tidak bisa diukur dalam hitungan tahun dan bulan. Tetapi harus diukur dalam hitungan menit dan jam. Rasa lapar jika dibiarkan berkepanjangan akan mengakibatkan persoalan sosial yang sangat mengerikan. Mereka akan rela merampok, mencuri, membunuh, memperdagangkan barang barang haram, dan termasuk membiarkan menjamurnya pelacuran sosial, baik pelacuran psikologis maupun pelacuran biologis. 

Setiap perhelatan demokrasi pasti mengundang simpati publik, tak terkecuali pesta demokrasi sekelas lokalitas, tingkat RW (Rukun Warga). Sebagaimana pemilihan calon pemimpin, seperti calon presiden dan wakil presiden, calon gubernur dan wakil gubernur, serta calon walikota dan wakil walikota melibatkan publik memilihnya. Demikian pula pemilihan calon Rukun Warga (RW). 

Pada pemilihan calon RW, yang menjadi sorotan publik diwilayahnya ialah masalah Kesra (Kesejahteraan rakyat). Kesejahteraan warga atau rakyat diwilayah dapat diukur dari pola kepemimpinan seorang pemimpin diwilayahnya, Pengurus RW. Jika gagal mengelola masalah Kesejahteraan rakyat atau warga masyarakat dengan anggarannya, maka rakyat atau waraga masyarakat pun akan mempertanyakan dan mengambil alih mandatnya dan akan diberikan kepada calon pemimpin yang dianggap mampu mengelolanya. 

Dan peremajaan kepengurusan diiwilayah RW. 01, relatif memantik keingintahuan publik. Dan publik pun berharap akan terjadi pencerahan diwilayahnya. Wilayah RW. 01, Kelurahan Harapan Mulia, Kecamatan Kemayoran, Jakarta pusat itu menghadirkan tiga calon ketua Rw.  Dan salah seorang calon diantaranya telah terpilih. Ali Said pun resmi menjadi ketua RW. 01, periode 2022-2025. 

Pertanyaan pun kembali lahir kepermukaan : Apakah pengurus RW yang baru mampu mengelola harapan warga masyarakatnya? Dan bagaimana pula cara memberdayakan warga masyarakat, lingkungan diwilayahnya?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun