Surabaya, 18 Juni 2022--- BMKG mengatakan saat ini Indonesia sudah tidak berada di puncak musim hujan 2022, karena puncak musim hujan sudah terlalui. Di musim peralihan atau pancaroba ini, hujan masih akan terus terjadi dengan karakteristik tertentu sehingga masyarakat harus siap untuk menghadapi hujan lebat dengan periode singkat, disertai kilat dan petir, terkadang disertai hujan es, ataupun sering muncul angin kencang.Â
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan salah satu capaian wajib dalam perguruan tinggi Universitas 17 Agustus atau dikenal dengan julukan Kampus Merah Putih. Meski Satgas Penanganan Covid-19 telah menyatakan bahwa Indonesia sudah mulai melakukan transisi dari pandemi menuju fase endemi, pelaksanaan kegiatan Kuliah Kerja Nyata tetap dilakukan di domisili masing-masing guna menghindari peningkatan penularan covid-19. Tema yang diusung oleh UNTAG tahun ini yaitu "Kebangkitan Ekonomi Kerakyatan di Era Endemi".Â
Mulyami Choirunnisa atau yang akrab dipanggil Ninis yang merupakan mahasiswi Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di bawah bimbingan Bapak Dr. Frans Simangunsong.,S.H.,M.H.,CMC selaku dosen pembimbing lapangan, turut serta untuk menyuarakan Kampanye PBB yang diadakan oleh UN environment programme atau akrab disebut dengan UNEP terhadap isu perubahan iklim. UNEP merupakan Program Lingkungan PBB yang memiliki otoritas global untuk menetapkan agenda lingkungan, mempromosikan implementasi yang koheren dari dimensi lingkungan dari pembangunan berkelanjutan dalam sistem Perserikatan Bangsa-Bangsa dan berfungsi sebagai advokat otoritatif untuk global lingkungan.
Melalui program KKN ini, Ninis memberikan edukasi mengenai pengertian, dampak serta cara untuk mengatasi dampak dari perubahan iklim itu sendiri. Sasaran dari kegiatan ini yaitu ibu rumah tangga yang tinggal di daerah Kutisari Selatan. Pengusulan program pengabdian ini didasari karena di lingkungan tempat pelaksanaan kegiatan masyarakat terlalu sering untuk membuang sampah sehingga sampah melebihi kapasitas. Beberapa warga yang didominasi oleh para pengekos juga mengatakan bahwa ada beberapa dari mereka yang tidak memperdulikan penggunaan energi rumah tangga, padahal ada biaya pengeluaran yang akan dibayar dengan hasil iuran para warga.Â
"Harapan saya, melalui pengedukasian mengenai perubahan iklim ini dapat membuat masyarakat setempat menyadari dampak dan akibat dari hal-hal yang mereka lakukan serta dapat bergabung untuk menyuarakan tentang perubahan iklim. Pencegahan dampak perubahan iklim dapat dimulai dengan pengematan energi rumah tangga serta penggunaan benda yang dapat digunakan kembali." Ujar Ninis. Dalam kegiatan edukasi, tak lupa Ninis membagikan alat peraga yang dapat masyarakat gunakan untuk melancarkan aksi mereka yaitu kantong tas belanja kain yang dapat digunakan kembali, botol tumblr serta sedotan stainless yang mudah dibawa kemana dan dapat dicuci untuk digunakan kembali.