Mohon tunggu...
Astri Syafitri
Astri Syafitri Mohon Tunggu... Insinyur - Aku mencoba

Suka membaca, dan berusaha menjadi penulis agar disukai para pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Monster Itu Bernama Waktu

24 Maret 2018   20:56 Diperbarui: 24 Maret 2018   21:27 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini sudah berada di penghujung bulan Maret. Kuartal pertama tahun 2018 hampir terlampaui. Resolusi awal tahun sudah terlupakan apalagi evaluasi refleksi pencapaian tahun lalu. Prestasi kerja di kantor juga tidak bagus-bagus amat. Padahal tiap hari sampai di kantor tidak pernah beranjak dari peringkat 5 besar karyawan yang datang awal, pulang kerja lebih sering lewat jam kantor, baah...takut nyaingin jam kerja satpam dan office boy yang pegang kunci pintu kantor ini sih. Niat mulia untuk membaca tumpukan buku yang masih terbungkus plastik, menguap begitu saja, karena lelah pulang kerja.

Sepertinya waktu berlari sangat cepat sekarang. Kecepatan metromini yang jalannya ugal-ugalan saja kesalip dengan larinya waktu. I hate Monday dan Thank God It's Friday terasa di waktu yang berdekatan, suka ngomong sendiri, lah sudah Jumat lagi aja. Akhir-akhir ini kalo nonton TV, berita tentang ketersediaan sembako menghadapi bulan Ramadhan sudah semakin sering didengar, obrolan tentang perjuangan mencari tiket mudik murah di kantor acap terdengar di setiap sudut, yang belum keluar iklan sirup saja ini, perasaan THR tahun lalu saja belum habis. Huhh lebay mungkin ya kalo THR belum habis .

Ketika masih SD, rajin belajar supaya bisa masuk SMP favorit. Waktu SMP, giat belajar agar masuk SMA unggulan. Pas SMA, berangkat pagi, pulang ke rumah lewat magrib karena ikutan Bimbel, ngalah-ngalahin orang kerja kantoran, supaya bisa tembus masuk PTN. Gengsi membubung naik rasanya kalo bisa kuliah di PTN, mengejar IPK bagus, agar bisa diterima kerja di perusahaan bonafid. Begitu cita-cita tercapai, kerja kantoran, ehhh yang ditunggu hanya 2, yaitu hari libur Sabtu dan Minggu serta tanggal 25, tanggal keramat gajian. Ternyata giat belajar dari SD hanya untuk menunggu hari libur. 

Usia semakin beranjak banyak, sedangkan sejarah hidup masih minim dengan prestasi. Menekan tombol reset dalam hidup, mengingat kembali mengenai pentingnya waktu, membaca Qur'an surat Al Ashr : 12 Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. 

Deggg...Dalam ayat lain, Allah SWT menegaskan bahwa dengan menggunakan waktu tersebut, seorang hamba bisa mengambil pelajaran dan bersyukur, sebagaimana yang tersebut dalam firman Allah SWT dalam surat Al Furqan : 62, Dan (Dia) pula yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. Jlebbb....Mensyukuri semua nikmat dan kesempatan serta potensi yang dititipkan kepada diri kita, untuk menjadikan waktu semakin berguna. Betapa pentingnya waktu, Allah SWT akan meminta pertanggungjawaban dari setiap manusia untuk apa saja waktu yang telah diberikan kepadanya selama hidup. Disebutkan dalam sebuah hadist : Tidak tergelincir dua kaki seorang hamba pada hari kiamat sehingga Allah menanyakan empat hal : 

1.Umurnya, untuk apa selama hidupnya dihabiskan

2.Waktu mudanya, digunakan untuk apa saja

3.Hartanya, darimana dia mendapatkan dan untuk apa saja dihabiskannya

4.Ilmunya, apakah diamalkan atau tidak (Hadist Hasan, HR Tirmidzi)

Mumpung masih diberi kesempatan, bersyukur masih memiliki waktu, monster itu jangan dibiarkan cepat berlalu, siaga agar tidak terlenakan, berusaha dimanfaatkan sebijak mungkin. Tidak perlu menunggu akhir tahun untuk menyusun resolusiku atau resolusimu. Durasi yang sama dimiliki setiap manusia, 24 jam sehari, 7 hari seminggu, 365 hari setahun, hasil tidak pernah mengkhianati proses. Mengakhiri malam, memikirkan rencana esok hari.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun