Mohon tunggu...
Astri Nurhidayati
Astri Nurhidayati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Nama : Astri Nurhidayati FISIP UIN WALISONGO

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Sistem Pengelolaan Sampah Industri Plastik dengan Metode Ecobrick

25 Mei 2021   08:50 Diperbarui: 25 Mei 2021   09:21 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia dan proses alam yang berbentuk padat ataupun cair. Pengelolaan sampah merupakan kegiatan atau teknik yang dilakukan secara sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan, yang meliputi pengurangan dan penangan sampah. Berdasarkan sifatnya sampah dapat dibagi menjadi 4 yaitu, sampah organik, sampah plastik, sampah debu dan sampah berbahaya (B-3) bagi kesehatan seperti sampah dari industri dan sampah dari rumah sakit yang mengandung zat kimia (Berdasarkan Undang-Undang n0.18 tahun 2008).

 Masalah sampah tersebut disebabkan oleh aktivitas manusia, yang didalam kehidupannya sehari-hari selalu menyisakan sampah, baik sampah organik maupun sampah dari bahan baku plastik. Sampah plastik merupakan sampah yang memiliiki resiko besar terhadap pencemaran lingkungan baik itu tanah, udara maupun pencemaran air laut dan sungai. Selain itu sampah plastik juga sulit terurai dengan tanah, butuh ratusan tahun lamanya agar sampah plastik dapat terurai dengan tanah. 

Setiap tahunnya jumlah sampah plastic selalu meningkat hal ini disebabkan oleh pertambahan jumlah penduduk yang semakin meningkat setiap harinya, sehingga meningkatka komsumsi penduduk. Dari data statistik persampahan domestic Indonesia, jenis sampah plastic menduduki peringkat kedua sebesar 5.4 juta ton per tahun atau 14 persen dari total produksi sampah. Tentu hal itu merupakan jumlah yang sangat besar dan momok yang menakutkan bagi setiap negara di belahan bumi, termasuk negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, karena dapat menimbulkan berbagai dampak terhadap lingkungan.

Saat ini kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah masih sangat minim, banyak sekali ditemui masyarakat yang masih suka membuang sampah di sembarang tempat. Padahal hal itu dapat memicu terjadinya bencana alam, bencana alam yang terjadi di Indonesia hal itu karena ulah manusia sendiri yang tidak dapat menjaga alam, tidak dapat melestarikan alam. Sehingga bencana seperti banjir tanah longsor tidak dapat dihindari. Keberadaan sampah plastic sebenarnya dapat dikurangi apabila terdapat kesadaran di dalam diri manusia dengan cara menganti kantong plastik dengan tas belanja .

Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan yaitu dengan cara mendaur ulang plastic dengan metode ecobrick. Metode Ecobrick seberanya merupakan tekhnik mengolah sampah plastic menjadi benda-benda yang bermanfaat seperti kursi, meja dan lain-lain. Ecobrik dapat membantu mengurangi sampah plastic di dunia. 

Caranyapun cukup mudah dengan memasukkan sampah-sampah plastik kering yang sudah digunting kecil-kecil ke dalam botol plastik padatkan hingga mengisi semua ruang botol, dan kita juga dapat mengkreasikan warna-warna plastik yang ada di dalam botol. Untuk botol 600 ml biasanya menggunakan sampah plastic 200 gram sedangkan 1.500 ml menggunakan sampah plastic sebanyak 500 gram. Metode Ecobrick sendiri dikenalkan oleh pria bernama Russell Maier Kanada dan istrinya asal Indonesia yang menyadari bagaimana dampak sampah plastic bagi kesehatan dan dampak buruknya terhadap lingkungan. 

Sampah plastic dapat memicu terjadinya polusi udara dan keracunan asap akibat pembakaran sampah. Metode ecobrick ini dirasa aman dan efektif untuk mengurangi sampah plastic karena barang-barang seperti meja dan kursi yang dibuat dengan metode ecobrick awet dan tahan lama sehingga dapat mengurangi sampah plastik.

Dampak pencemaran lingkungan dapat di hindari, apabila adanya kesadaran dalam diri setiap manusia dalam mengelola sampah dan menjaga kelestarian alam. Akan tetapi sayangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola sampah dan kelestarian alam masih sangat rendah. Akibatnya sering sekali terjadi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor di tengah-tengah kehidupan manusia. Hal ini terjadi tidak lain karena ulah manusia itu sendiri yang tidak dapat menjaga alam dan lingkungan. Oleh karena itu marilah kita jaga lingkungan bagi kelestarian alam agar  bencana alam tidak terulang secara terus menerus dan kesehatan kita dapat terjaga dari polusi udara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun