Mohon tunggu...
Astrina Sitompul
Astrina Sitompul Mohon Tunggu... Mahasiswa - UPN veteran Yogyakarta

Internasional Relations Student at University of Pembangunan Nasional veteran Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Rusia terhadap Crimea dalam perang Rusia - Ukraina melalui Perspektif Konstruktivisme

6 Oktober 2022   21:49 Diperbarui: 6 Oktober 2022   22:08 678
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Rusia yang dikenal sebagai salah satu negara great power atau bahkan super power yang memiliki kemampuan di bidang militer dan kapabilitas sebagai salah satu yang terkuat di dunia dalam dua dekade terakhir ini mentaati prinsip non intervensi di luar perbatasan Rusia. Pada awal di tahun 2014, militer Rusia melakukan intervensi di wilayah Ukraina, Krimea. 

Pada awalnya, masalah ini terjadi akibat keputusan pemerintah Ukraina dibawah kepemimpinan Presiden Viktor Yanukovych yang tidak menandatangani perjanjian kerjasama dengan negara Uni Eropa dan lebih memilih menerima pinjaman dari Rusia. Yang mengakibatkan terjadi demonstrasi besar-besaran yang memprotes keputusan tersebut di Ukraina. Sehingga timbulnya perpecahan antara Masyarakat ukraina yang Pro-Ukraina dan Pro-Rusia, dimana masyarakat yang pro terhadap Rusia merupakan masyarakat serta para politikus yang berada di wilayah Crimea. 

Setelah lengsernya Viktor dari kursi kepresidenannya, terjadi kekosongan kepemimpinan Ukraina yang mengakibatkan Rusia melakukan aksi untuk mendapatkan wilayah tersebut. Yang membuat adanya Referendum Crimea yang disahkan oleh Parlemen Ukraina yang berada di Crimea, mereka menyatakan bahwa mereka telah lepas dari Ukraina dan memilih untuk bergabung dengan Rusia pada Maret 2014.

Sebagai negara utama pecahan Uni Soviet, Rusia merasa perlu menstabilkan keamanan di Krimea, Ukraina terlebih mayoritas warga yang tinggal disana adalah etnis Rusia. Yang akhirnya mengakibatkan kecaman serta sanksi yang dijatuhi kepada Rusia. Tetapi Pada saat Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menyampaikan saat kampanyenya yaitu saat beliau terpilih menjadi Presiden negara yang dulu merupakan bagian UniSoviet ini, akan menyelesaikan ketegangan yang terjadi antara Rusia dan Ukraina, serta memilih untuk condong kearah yang menghubungkan Rusia dan Eropa. 

Dengan pernyataan Presiden Zelensky yang mengatakan bahwa Ukraina akan bergabung dengan Komunitas Eropa secara ekonomi dan politik, yang tidak menutup kemungkinan bahwa Ukraina akan bergabung dengan North Atlantic Treaty Organization (NATO).

Selanjutnya melihat tindakan yang dilakukan Presiden Zelensky yang saat masa jabatannya benar-benar memilih untuk dekat ke Uni Eropa dan mencoba untuk mendaftarkan Ukraina ke NATO, membuat pihak Rusia terancam. Karena hubungan Rusia dan Ukraina sangat berdekatan, Rusia berpikir jika Ukraina secara resmi bergabung dengan NATO, Maka tidak ada batasan antara NATO dan Rusia yang sudah lama berkonflik. 

Oleh karena itu Presiden Putin pun memutuskan untuk melakukan Operasi Militer untuk mencegah Ukraina untuk bergabung dengan NATO, akan tetapi tindakan yang dilakukan oleh pihak Rusia ini dianggap sebagai Invasi yang dilakukan Rusia untuk melakukan pengambilan wilayah Ukraina seperti yang mereka Sudah dilakukan pada tahun 2014 lalu, yakni mengambil wilayah Crimea.

Rusia dan Krimea dalam Perspektif Konstruktivisme yaitu negara tersebut memiliki entitas politik yang memiliki hubungan yang kuat dan komprehensif mulai dari isu politik, militer, ekonomi, hingga identitas. Krimea merupakan wilayah dengan persentase yang etnisnya Rusia terbesar sebanyak (58%) dan juga penutur bahasa Rusia terbesar sebanyak (77%) di Ukraina. 

Secara historis, selama lebih dari 200 tahun, Krimea telah menjadi bagian dari kekaisaran Rusia dan Uni Soviet. Krimea yang pada dasarnya lebih dekat dengan Rusia secara identitas dan secara militer jika dibandingkan dengan wilayah bekas Uni Soviet lainnya. Hal tersebut didukung dengan fakta bahwa jumlah etnis Rusia menjadi etnis dan budaya mayoritas di Krimea.

Secara umum identitas Rusia yang dimaksud identitas nasional Rusia yang merupakan corporate/personal identity dalam perspektif konstruktivisme yang terkonstruksi dari konsep ataupun gagasan domestik Rusia yang berakar dari re-interpretasi sejarah Rusia serta latar belakang historis, etnis, demografis, budaya, bahasa dan spiritual Krimea yang bertalian erat dengan Rusia. Dan akhirnya membentuk kebijakan luar negeri Rusia yang kemudian mempengaruhi Rusia dalam menganeksasi Krimea.

Hubungan Rusia dengan negara-negara Post-Soviet jelas dilihat bahwa Rusia dipengaruhi oleh interpretasi sejarah Rusia. Dalam hal ini konsep Compatriot atau patriotisme, the Russian World, dan peradaban Rusia atau Russian Civilization menjadi perhatian dari kebijakan Kremlin terhadap negara-negara post-Soviet sejak tahun 2014 sampai 2017. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun