Kalau Anda pernah tinggal di Surabaya apalagi asli Surabaya pasti kenal istilah "mesoh". Mesoh itu seperti umpatan ketika sedang jengkel, tapi dalam perbincangan sehari - hari sering juga terdengar walau bukan dalam keadaan jengkel. Ada banyak kalimat mesoh atau yang biasa disebut "pisuhan", seperti Jancok, gateli, diampuut, asu ( artinya sama dengan anjriit ), motomu suwek ( matamu sobek ), gaplek'i , ndasmu ( kepalamu ), dan banyak lagi. Saya sendiri kurang tahu asal mulanya kata - kata tersebut. Jangankan asal mulanya, arti dari kata - kata seperti Jancok, diampuut , dan lainya bisa diterjemahkan secara beragam. Dan Anda jangan heran bila bertemu dengan orang Surabaya yang secara tak sengaja bertemu dengan temannya lalu menyapa dengan "Woiiii cok, piye kabarmu? jancok gak tau kontek2an iki?" ( Woiiii cok, gimana kabarmu? jancok gak pernah calling2an ini? ) Namun seringkali kata - kata tersebut divariasikan seperti Jancok menjadi Jancik, maksudnya sih supaya lebih halus sedikit, karena semua pisuhan itu identik dengan bahasa yang kasar.
Dulu, setiap orang tua akan menjaga anak - anak kecilnya supaya tidak meniru pisuhan tersebut. Tapi sekarang saya malah sering mendengar anak - anak kecil mengucapkan pisuhan dengan lancar dan fasihnya. Saya pernah lihat anak kecil seusia ponakan saya ketika tersandung sandal secara spontan langsung berkata "Jancooook" huhhhhh..... gak tahu harus prihatin atau melihatnya sebagai hal yang biasa - biasa saja. Oh ya kebiasaan orang Surabaya lainnya, sehabis bicara seringkali ditambahi kata "pek" atau "jeh" misalnya "Gak iso ngono jeh" ( gak bisa gitu jeh ), atau "mangkel aku pek" ( kesel aku pek ).
Silakan klik disini untuk melihat film animasi yang isinya pisuhan. Setiap pisuhan akan dapat point di dalam film ini. Dan kalau Anda perhatikan dalam film ini, ketika adegan orang pacaran, di belakang ada orang naik sepeda dan terjatuh, coba Anda perhatikan pisuhan apa saja yang keluar??. Jadi, kalau Anda yang awam dengan pisuhan Surabaya, harap hati - hati ya.. bisa - bisa Anda menjadi korban pisuhan. Hm...saya nggak tahu apa ini termasuk budaya yang harus dilestarikan atau justru harus dihilangkan, yang jelas pisuhan suroboyo sudah melekat dan menjadi bagian keseharian masyarakat Surabaya sejak jaman dahulu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI