Mohon tunggu...
Emmanuel Astokodatu
Emmanuel Astokodatu Mohon Tunggu... Administrasi - Jopless

Syukuri Nostalgia Indah, Kelola Sisa Semangat, Belajar untuk Berbagi Berkat Sampai Akhir Hayat,

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

"Move on" dan Transformasi

7 Juli 2019   08:07 Diperbarui: 7 Juli 2019   17:52 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karena memang istilah yang saya ambil bahasa Inggris maka saya ambil saja dari kamus definisi move on sbb : Definition of move on :  : to go on to a different place, subject, activity, etc.(Beralih dari/ke tempat lain, pokok bicara lain, atau aktivitas lain.)   Contoh:  Let's put that issue aside and moveon. We should move on to the next item on the list. After 10 yearsworking for one company, she felt it was time to move on to a new job. (https://www.merriam-webster.com/dictionary/move%20on)

Pada awal bulan ini Justinus Soekidjo masih bisa menulis di halaman Facebooknya tanggal 4 Juli inidemikian : "IRI, BENCI, SOMBONG MENJADIKANKITA TIDAK MOVE ON. Sadar atau tidak bangsa ini telah terbelah. Mereka belummove on, enggan berekonsiliasi, karena masih sakit hati bagaimana mungkin kokbisa kalah dalam kontestasi  dst...i. Jika semua berpikir positif dan demi kesatuan danpersatuan bangsa, maka seharusnya masalah keterbelahan bangsa ini sdh selesai.

Masalahnya mau move on atau tidak. Memang meninggalkan luka bathin yangmendalam,.Sekali lagi mereka belum move on, maka mereka mengalami ..........."

Dalam frase J.Soekidjo terkutip kata moveon rupanya memiliki konotasi lebih dalam daripada sekedar pindah tempat, pindah pembicaraan, pindah kegiatan lain, akan tetapi memuat pindah pola piker dan polasikap / cara aktualisasi dalam perbuatan. 

Mari kita tinjau dari segi dan sisi yang lebih sederhana, dengan begitu kita bisa mendapatkan perspektif yang lebih beraneka ragam dan warna.

Sebuah keluarga yang sangat saya kenal move on besar besaran, pindah domisili dari ibukota pulang ke kampung. Suami tidak ada perubahan profesi karena bisnis onlinenya bisa dikerjakan dimana mana. Profesi isteri ada perubahan dan peralihan. 

Di Jakarta sebagai guru sudah menthok dalam hal kenaikan pangkat, mengajukan pengunduran diri/pension dini,untuk beralih profesi kewirausahaan di daerah. Nah mereka pindah tempat tinggal. Bisa dipertanyakan antara fakta alih domisili, alih profesi, dan mana motivasi, sebab, kesempatan, mana konsekwensi, peluang atau resiko dari move onsecara keseluruhan. 

Yang menarik adalah bagaimana proses alih domisili itu dilaksanakan. Setelah semua urusan administratip dan segala rupa persiapan capaian target diatur baik baik sebelumnya, seperti pengiriman prabot RTdikirim dahulu satu truk, maka suami isteri yang tanpa anak itu menggunakan kendaraan sendiri dari ibukota Negara ke daerah lewat darat. 

Mereka singgah menginap di dua kota masing-masing semalam. Kata mereka sambil darmawisata membuat proses pembiasaan dari hidup bising per-ibukota-an kedaerah yang lebih santai. 

Pada tahun 1969 saya sendiri dalam waktu 9bulan membuat perpindahan tempat tinggal dari Jakarta ke Surabaya dan berikutnya dari Surabaya ke Yogyakarta. Lima tahun saya bekerja dan belajar sebagai mahasiswa, karyawan sekaligus pelaku usaha kecil hidup di ibukota dan hamper setahun praktek sepenuhnya usaha sendiri kecil kecilan membuka warung jajanan dengan sasaran pelancong muda, karyawan atau pekerja dikehidupan kota Surabaya. 

Lima tahun di latih hidup keras saya justru selalu berupaya tidak berubah dalam semangat dan modus kerja di ibukota untuk saya latih lagi di kotabesar Surabaya. 

Demikian ketika saya dimotivasi saudara2 kandung saya untuk pulang kampong menemani ayahandaku yang semakin lanjut usia yang tinggal sendirian saja, saya memang tidak merasa berat harus move on lagi ke Yogyakarta sambil membawa isteri dan anak berumur 3 bulan. 

Dengan optimisme dan niat kuat untuk bekerja di pedesaan giat cepat tepat terrencana efektip gayanya orang Jakarte tanpa banyak basa basi ...  Dalam pola piker dan niat kerja jstru saya bukan move on tetapi berupaya bertahan untukkonsisten.

Sepertinya move on domisili pada umumnya selaluada perubahan profesi, entah sebagai sebab entah akibat. Yang kedua move on domisili pasti tidak usah dicari cari ada dampak besar yaitu pada lingkungan pergaulan social luas ataupun sempit. 

Harus mendapat catatan khusus tersendiri move on domisili yang disebabkan oleh penggusuran, transmigrasi atau pemindahan besar oleh Pemerintah misalnya Pemindahan Ibukota yang tentunya membawa kepindahan domisili bagi personalnya beserta keluarganya. Pemindahan Ibukota tentu merupakan peristiwa yang besar dan luas akibat dan dampaknya bagi seluruhorang yang terkait

Move on profesi bisa dilihat sebagai moveon --nya orang per orang yang bersangkutan, tetapi perubahan domisili dengan atau oleh sebab apapun membawa akibat perubahan situasi social dalam lingkunganhidup baru itu. Besar atau kecil lingkungan social domisili baru adalah bentuk habitat yang harus ada perubahan penyesuaian sosialnya. 

Besar atau luas kita memandangnya akan bertemu dengan budaya, sempit akan perlu kepekaan untuk adanya penyesuaian social dengan adat dan kebiasaan setempat baru. Dan kehadiran orang baru juga berdampak adanya sikap-sikap baru bagi penghuni lamaterhadap yang baru itu.

Berbicara perihal move-on ataupun Perubahan akhirnya harus berfikir tentang Penyesuaian Sikap Sosial, karena dimanapun Kebersamaan atau hidup hidup social itu merupakan Penyesuaian Sikap Sosial terus menerus. Kita mau berpindah tempat kemanapun, bermoveon dimisili kemanapun atau tinggal dimanapun akan ada kebersamaan yang menuntut penyesuaian.

Maka move-on yang terpenting adalah move-on sikap. Sikap yang siap dan bermove on untuk menyesuaikan sikap. Sikap ini saya sebut sikap transformasi diri, atau secara berkelanjutan Sikap yang transformal. Sikap ini akan labih jelas bila dikaitkan dengan tegas seperti Kepemimpinan Transformal. 

Kepemimpinan yang siap dengan perubahahan, dan dirinya pun siap terus menerus membuat perkembangan diri seturut sejalan dengan funksinya atau posisinya. Untuk itu selalu jadilah pemimpin transformalis peka situasi social selalu membuat transfirmasi-ego dan transformasi social dalam lingkupnya..   

Akhir renung ini adalah ajakan hendaknya orang cukup rendah hati untuk peka kapan- kapan kita harus MOVE ON.

Salam hormat saya.

Ganjuran, 7 Juli 2019.  Emmanuel Astokodatu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun